Kantor cabang KB Bukopin di kawasanan Pondok Indah Jakarta Selatan, Senin 11 Oktober 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Dalam Setahun, 8 Direktur dan Komisaris Hengkang dari Bank KB Bukopin

  • Kabar tidak sedap menerpa PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) atau Bank KB Bukopin. Dalam setahun ini saja, sudah ada 8 Direktur dan Komisaris yang ramai-ramai hengkang dari perseroan.

Korporasi

Daniel Deha

JAKARTA -- Kabar tidak sedap menerpa PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) atau Bank KB Bukopin. Dalam setahun ini saja, sudah ada 8 Direktur dan Komisaris yang ramai-ramai hengkang dari perseroan.

Publik tentu bertanya-tanya, ada apa dengan permintaan pengunduran diri yang dilayangkan sejumlah Direktur dan Komisaris.

Berita paling anyar adalah pengunduran diri Komisaris Utama Independen Bank KB Bukopin Bo Youl Oh. Bankir senior ini telah mengundurkan diri pada 18 November 2021.

Berita pengunduran diri Bo Youl Oh disampaikan oleh Bank KB Bukopin melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 November 2021.

"Perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Bo Youl Oh selaku Komisaris Utama lndependen perseroan pada tanggal 18 November 2021," ujar Corporate Secretary Bank KB Bukopin Tias Hardi.

Pada saat yang sama, ternyata ada dua nama lagi orang penting Bank KB Bukopin yang memilih hengkang dari perseroan.

Keduanya adalah Hari Wurianto selaku Direktur Kepatuhan yang mengundurkan diri pada 17 November 2021 dan Sapto Amal Damandari selaku Wakil Komisaris Independen pada 18 November 2021.

Perseroan mengatakan permohonan pengunduran diri ketiga petinggi ini akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Menariknya, pengunduran diri para petinggi bank ini terjadi bersamaan dengan rencana penerbitan Penawaran Umum Terbatas Keenam (PUT VI) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada 18 November.

Disebutkan, Bank KB Bukopin akan menerbitkan saham baru kelas B sebanyak 35.214.288.984 saham kepada para pemegang saham. 

KB Kookmin Bank, selaku pemegang saham utama perseroan rencananya melaksanakan seluruh haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PUT VI ini sebesar Rp 4,72 triliun atau 23.593.682.494 saham.

Sebelumnya, tepatnya pada tengah tahun ini, ada lima bos Bank KB Bukopin yang lebih dulu hengkang dari bank yang dibentuk pada 1970 ini.

Mereka adalah Rivan A Purwantono selaku Direktur Utama (Dirut) yang meminta mengundurkan diri pada 15 Juni 2021.

Kemudian, Adhi Brahmantya dan Jong Hwan Han selaku Direktur masing-masing pada 16 dan 15 Juni 2021. Adhi Brahmantya efektif mengundurkan diri pada pada 16 Juli 2021, sedangkan Jong Hwan Han pada 15 Juli.

Tidak berhenti di situ, perseroan juga menerima surat pengunduran diri Komisaris yaitu Deddy SA Kodir pada 16 Juni 2021,dan Chang Su Choi pada 15 Juni 2021.

Dengan pengunduran diri para petingginya, perusahaan tetap memastikan bahwa seluruh aktivitas usaha berjalan sebagaima mestinya.

"Kegiatan usaha dan operasional perseroan tetap berjalan dengan normal sebagaimana biasa," ungkap perseron.

Belum diketahui dengan pasti alasan pengunduran diri para Komisaris dan Direksi perseroan. Tetapi menukil laporan keuangan, kinerja perseroan cukup tertekan.

Pada kuartal III-2021, Bank KB Bukopin yang baru saja me-rebranding dari sebelumnya Bank Bukopin, mencatat kerugian senilai Rp361,09 miliar, atau menurun 66% year on year (yoy) dengan aset Rp89,27 triliun.

Adapun, pergantian nama menjadi Bank KB Bukopin setelah mendapatkan izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat Salinan Keputusan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I c Nomor KEP-11/PB.1/2021 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha atas Nama PT Bank Bukopin Tbk menjadi Izin Usaha atas Nama PT Bank KB Bukopin Tbk pada 9 Februari 2021.*