
Dampak dan Risiko Indonesia Gabung Bank Milik BRICS
- NDB merupakan bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Bank ini sebelumnya dikenal sebagai BRICS Development Bank dan berfungsi sebagai alternatif lain pendanaan selain Bank Dunia dan IMF.
Nasional
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan membawa Indonesia bergabung dengan New Development Bank (NDB) sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat pembiayaan pembangunan berkelanjutan.
Keputusan ini diambil setelah pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden NDB, Dilma Rousseff, di Istana Kepresidenan. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan berbagai aspek teknis telah dipertimbangkan sebelum keputusan ini dibuat.
"Presiden Dilma menyampaikan kepada Bapak Presiden mengenai berbagai kemungkinan kerja sama dan kemungkinan NDB menarik Indonesia sebagai member. Bapak Presiden mendengar penjelasan tersebut dan memutuskan bahwa kita menjadi anggota," jelas Sri Mulyani, kepada awak media di Istana Negara Jakarta, dikutip Kamis, 26 Maret 2025.
NDB merupakan bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Bank ini sebelumnya dikenal sebagai BRICS Development Bank dan berfungsi sebagai alternatif lain pendanaan selain Bank Dunia dan IMF.
Berkantor pusat di Shanghai, China, NDB didirikan untuk membiayai proyek infrastruktur, mengentaskan kemiskinan, dan mendorong industrialisasi guna menciptakan lapangan kerja diantara negara - negara anggota BRICS dan negara lain yang ingin bergabung.
Sejarah Pembentukan NDB
NDB pertama kali disepakati dalam KTT BRICS ke-5 di Durban, Afrika Selatan, pada tahun 2013 dan secara resmi didirikan dalam KTT BRICS ke-6 di Fortaleza, Brasil, tahun 2014.
Bank ini memiliki modal awal sebesar US$100 miliar dengan tambahan cadangan mata uang sebesar US$100 miliar. Presiden pertama NDB berasal dari India, ketua dewan direktur dari Brasil, dan ketua dewan gubernur dari Rusia.
Dari sisi modal, kontribusi awal yang diberikan oleh anggota pendiri terdiri dari China yang menyumbang US$41 miliar, kemudian Brasil, Rusia, dan India masing-masing menyumbang US$18 miliar, serta Afrika Selatan menyumbang US$5 miliar.
Keanggotaan NDB terbuka bagi negara lain, namun negara-negara BRICS harus tetap mempertahankan minimal 55% saham.
Risiko Indonesia Bergabung Dengan NDB
Dari sisi peluang ekonomi, Indonesia mendapatkan akses ke pendanaan infrastruktur dengan persyaratan yang lebih fleksibel dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan dari negara barat seperti OECD.
Selain itu, bergabung dengan NDB meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam diplomasi ekonomi global dan membuka potensi kolaborasi antara NDB dan Danantara sebagai lembaga pembiayaan infrastruktur Indonesia.
Namun, ada juga risiko dan tantangan yang harus dihadapi, seperti risiko ketergantungan ekonomi terhadap China, mengingat dominasi ekonomi China dalam BRICS.
Indonesia juga perlu menyeimbangkan diplomasi ekonomi agar tidak terlalu condong ke blok tertentu. Diplomasi jalan tengah harus diterapkan untuk memanfaatkan keuntungan dari BRICS dan OECD secara optimal.
Salah satu agenda BRICS adalah mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Rusia dan China telah aktif mencari alternatif untuk transaksi perdagangan dan cadangan mata uang mereka.
Namun, upaya ini berisiko memicu ketegangan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Presiden AS, Donald Trump, telah mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 150% terhadap negara-negara BRICS jika mereka mencoba menggantikan dolar AS dengan mata uang alternatif.
"Negara-negara BRICS berusaha menghancurkan dolar kita. Mereka ingin menciptakan mata uang baru. Jadi ketika saya menjabat, hal pertama yang saya katakan adalah, negara BRICS mana pun yang bahkan menyebutkan penghancuran dolar akan dikenakan tarif 150 persen. Kami tidak menginginkan barang mereka, dan kelompok BRICS langsung bubar," ujar Trump lewat platform media sosialnya, Truth Social, dikutip Kamis, 26 Maret 2025.
Trump menyatakan ancaman ini akan membuat BRICS melemah dan tidak lagi berani menantang dominasi dolar AS. Pernyataan ini disampaikan melalui platform media sosialnya, Truth Social, dengan klaim bahwa BRICS dibentuk dengan "tujuan yang buruk" dan menyatakan banyak anggotanya tidak benar-benar ingin bergabung.
“BRICS dibentuk untuk tujuan yang buruk, dan sebagian besar negara di dalamnya sebenarnya tidak menginginkannya. Mereka bahkan tidak mau membicarakannya sekarang karena takut. Saya bilang kalau mereka mau bermain dengan dolar, mereka akan dikenakan tarif,” ujar Trump.
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan NDB membawa peluang besar dalam hal pendanaan infrastruktur dan peningkatan posisi ekonomi global.
Namun, Indonesia juga harus mempertimbangkan risiko ketergantungan ekonomi terhadap China serta dampak geopolitik dari keterlibatan dalam BRICS.