Pekerja berjalan di depan gedung perkantoran MTH 27 Office Suite di Jakarta. Gedung perkantoran milik Adhi Commuter Properti di Jalan MT Haryono, Cawang tersebut berkonsep Transit Oriented Development (TOD) dengan 13 lantai yang terdiri atas 11 lantai perkantoran dan dua lantai area komersial serta mengusung green building,Senin 24 Januari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Dampak Hybrid Working Pada Gedung Perkantoran Selama Pandemi

  • Riset konsultan properti Colliers menjelaskan terjadinya beberapa dampak yang dirasakan pada sektor perkantoran saat pemberlakuan hybrid working atau salah satunya work from home (WFH).

Industri

Liza Zahara

JAKARTA – Riset konsultan properti Colliers menjelaskan terjadinya beberapa dampak yang dirasakan pada sektor perkantoran saat pemberlakuan hybrid working atau salah satunya work from home (WFH) saat pandemi COVID-19.

Colliers mengupas tuntas mengenai dampak hybrid working dalam market insight bertajuk The Implications of Hybrid Working for Managing Office Building and Workplaces.

Head of Facilities Management Colliers Indonesia Christina Ng mengatakan setelah beberapa waktu, perusahaan-perusahaan telah menerapkan sistem WFH tetap juga memberikan pilihan kepada karyawan untuk bekerja work from office (WFO) atas kesukarelaan.

“Saat ini banyak perusahaan yang mulai menerapkan sistem return to office (RTO) dengan kewajiban-kewajiban tertentu untuk kembali bekerja di kantor. Namun, tetap memberlakukan aturan-aturan tertentu, dari sana konsep hybrid working diterapkan di perusahaan,” kata Head of Facilities Management Colliers Indonesia Christina Ng dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Februari 2022.

Hybrid working sendiri memiliki konsep kombinasi antara bekerja di kantor dan bekerja di mana saja termasuk di rumah. Manfaat yang didapat dari konsep ini antara lain keseimbangan hidup dan bekerja hingga engagement karyawan.

Adapun dampak dari hybrid working ini tentunya kebutuhan ruang kantor akan berkurang mengakibatkan banyak gedung yang ditinggalkan, yang kemudian akan berkaitan dengan konsumsi energi dan biaya lainnya. Efisensi tersebut akhirnya akan digunakan untuk hal-hal yang lebih penting meningkatkan kinerja karyawan.

Kemudian, dampak pada gedung kantor akan hybrid working ini terletak pada kebutuhan dan penggunaan utilitas bangunan. Karena harus menyesuaikan dengan peningkatan dan penurunan beban hunian agar semakin efisien.

Di sisi lain, Head of Real Estate Management Services Colliers Indonesia Andy Harsanto mengatakan pandemi yang masih berlangsung memunculkan banyak ketidakpastian yang mempengaruhi peningkatan pada faktor-faktor  volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas atau VUCA.

Andy menambahkan pengaruh pandemi berdampak pada properti baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya pada aspek operasional termasuk di dalamnya keamanan, kesehatan, keselamatan kerja (K3) dalam kondisi pandemi. Kemudian ketersediaan layanan, dinamika kondisi keuangan penyewa, tren atau kebutuhan yang bergeser.

Pentingnya Prediksi Dini

Untuk mengurangi dampak terhadap pengelolaan gedung dan ruang kerja dari hybrid working perlu dilakukan prediksi dini untuk mengantisipasi dampak yang akan dihadapi salah satunya, Tim Facilities Management harus dapat memperkirakan apa yang bisa dijadikan acuan atau solusi.

Sementara itu, pada gedung kantor didasari pada metode kerja yang memungkinkan untuk memprediksi beban gedung yang lebih akurat, efisiensi terutama dalam penggunaan energi, dan diupayakan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja layanan dan keuangan pengelola.