<p>Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 22 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Masih Membayangi, Kurs Rupiah Berpotensi Melemah Lagi

  • Nilai kurs rupiah dibuka melemah 28 poin di level Rp15.065,5 perdolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp15.037,5 perdolar AS.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi melemah seiring dengan dampak kenaikan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed) yang masih membayang-bayangi.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 26 September 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 28 poin di level Rp15.065,5 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp15.037,5 per dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai kurs rupiah masih berpotensi melemah karena terkena imbas dari ekspetasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif di tahun ini.

Pelaku pasar pun masih berekspetasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya.

"Sentimen pasar juga terlihat negatif dengan indeks saham Asia terlihat bergerak melemah di pembukaan pagi ini. Ini bisa mengindikasikan bahwa pasar sedang tidak masuk ke aset berisiko hari ini," kata Ariston kepada TrenAsia, Senin, 26 September 2022.

Dikutip dari CME FedWatch Tool, 76,9% para pelaku pasar saat ini memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin pada pertemuan awal November nanti.

Sementara itu, 23,1% sisanya memprediksi bank sentral negeri Paman Sam akan mengerek suku bunga sebesar 25 basis poin.

Ekspetasi kenaikan suku bunga The Fed masih cukup tinggi karena para petinggi bank sentral AS tersebut mengungkapkan komitmen mereka untuk terus mengerek suku bunga sampai tingkat inflasi menyurut hingga target 2% secara tahunan.

Pada Agustus 2022, Departemen Ketenagakerjaan AS mencatat inflasi di level 8,3% secara tahunan. Meskipun turun dari bulan sebelumnya di level 8,5%, namun para petinggi The Fed menilai bahwa angkanya masih cukup tinggi dan kenaikan suku bunga menjadi langkah yang dianggap tepat untuk meredam inflasi.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi untuk melemah hingga ke level Rp15.100 perdolar AS dengan level support di kisaran Rp15.000 perdolar AS.