Petani memanen gabah padi di area persawahan kawasan Jonggol, Jawa Barat, Rabu, 15 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Dunia

Dampak Krisis Iklim, India Hentikan Ekspor Beras

  • Kebijakan ini dikhawatirkan memicu kenaikan harga atau inflasi pangan dunia lantaran India merupakan pemasok 40% beras dunia.

Dunia

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—India memutuskan menghentikan ekspor hasil panen seperti beras dan memfokuskannya untuk kebutuhan dalam negeri. Hal itu menyusul dampak krisis iklim yang membuat jumlah produksi pertanian menurun. 

Kebijakan ini dikhawatirkan memicu kenaikan harga atau inflasi pangan dunia lantaran India merupakan pemasok 40% beras dunia. Vietnam dan Thailand yang juga negara pengekspor beras disebut tak memiliki cukup persediaan untuk menutup kekurangan permintaan.

Harga beras ekspor Vietnam sendiri sudah terkerek ke level tertinggi lantaran kekhawatiran kurangnya pasokan akibat El Nino. Dikutip dari Reuters, Jumat 21 Juli 2023, pemerintah India memberlakukan larangan ekspor setelah harga beras eceran naik 3% dalam sebulan. Hal ini akibat hujan lebat yang menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman.

Hujan deras yang merendam sawah berada di bagian utara India, termasuk Punjab dan Haryana. Petani harus menanam lagi bibit padi sambil menunggu air surut. Sebelumnya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan krisis pangan sebagai dampak dari perubahan iklim adalah ancaman nyata.

Menurut dia, pesatnya perubahan iklim berdampak pada ketahanan pangan nasional akibat hasil panen menurun hingga gagal tanam. Dwikorita mengatakan suhu atau temperatur bumi secara global saat ini naik 1,2 derajat Celsius. 

Ancaman Krisis Pangan pada 2050

Angka tersebut dipandang sebagai angka yang kecil. “Padahal itu adalah angka yang besar dan mematikan. Banyak fenomena ekstrem, bencana hidro-meteorologi yang diakibatkan pemanasan global tadi," ujar Dwikorita dalam keterangan resminya.

Pihaknya mengatakan bencana kelaparan sebagaimana diprediksi organisasi pangan dunia (FAO) akan terjadi pada 2050 adalah ancaman nyata bagi negara di seluruh dunia. Hal ini karena tahun tersebut jumlah penduduk dunia diperkirakan menembus 10 miliar. 

“Jika ketahanan pangan negara-negara di dunia lemah, akan terjadi bencana kelaparan akibat jumlah produksi pangan yang terus menurun sebagai dampak perubahan iklim,” ujarnya.