sm6 2.jpg
Energi

Dampak Perang Israel Vs Iran Bisa Bikin Anggaran Subsidi RI Bengkak?

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan adanya potensi bengkaknya subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta LPG 3 kg akibat adanya konflik Iran vs Israel.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan adanya potensi bengkaknya subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta LPG 3 kg akibat adanya konflik Iran vs Israel.

Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan, jika disimulasikan yang disusun Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero), apabila harga Indonesia Crude Price (ICP) di level US$100 per barel dengan kurs Rp15.900 maka anggaran subsidi dan kompensasi BBM serta LPG 3 Kg bakal membludak dari pagu yang disiapkan dalam APBN tahun ini.

"Jadi kalau harga minyak memang kemungkinan dugaan kami akan ada tekanan untuk naik dan tekanan ini diwujudkan dalam premium risk. Memang untuk naik ke US$100 bisa terjadi," kata Tutuka dalam webinar Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI dilansir Rabu, 17 April 2024.

Dalam paparannya Tutuka mencatat, apabila ICP menyentuh US$100 per barel maka subsidi dan kompensasi BBM akan meningkat menjadi Rp249,86 triliun dari asumsi APBN 2024 yang hanya di angka Rp160,91 triliun. Sementara itu untuk subsidi LPG juga diramal membengkak menjadi Rp106,28 triliun dari awalnya Rp83,27 triliun.

Saat ini saja menurut Tutuka, harga Indonesia Oil Price (ICP) per 12 April 2024 sudah menyentuh US$89,51 per barel, sementara rata-rata selama Januari hingga April berada di level US$82,55 per barel. Bukan tidak mungkin harga minyak akan menembus level US$100 per barel.

Namun kepastian kenaikan harga minyak ini masih menunggu dinamika geopolitik dunia, khususnya apakah Israel dan sekutunya Amerika Serikat akan meluncurkan serangan balasan ke pihak Iran. Sejauh ini Tutuka masih optimis dampak kenaikan harga minyak hanya akan terjadi dalam jangka waktu yang cenderung pendek.

Di sisi lain, pihaknya juga yakin negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam kongsi OPEC juga kemungkinan pasti akan menahan harga. Negara-negara OPEC menurutnya akan berupaya menahan harga minyak supaya tidak menyentuh US$100 per barel, angka normalnya dia bilang di kisaran US$70-80 per barel.

Dirjen Migas ini menjamin, saat ini harga BBM di Indonesia tidak mengalami kenaikan bahkan hingga Juni 2024 mendatang. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat menjaga daya beli.

Sebelumnya, ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya setelah Iran menyerang Israel sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap kantor kedutaan besar Iran di Damaskus.

Meskipun hingga saat ini Israel belum memberikan balasan langsung atas serangan tersebut, kemungkinan besar bahwa jika Israel memilih untuk membalas, hal itu dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas dan bahkan membawa dunia ke dalam krisis ekonomi dan keamanan yang serius.