Ladang minyak Daqing di provinsi Heilongjiang, China (Reuters/Stringer)
Energi

Dampak Perang Israel Vs Iran Minyak Mentah Bisa Tembus US$100

  • Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyebut, harga minyak mentah dunia bisa naik hingga level US$100 per barel imbas perang antara Iran dan Israel.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyebut, harga minyak mentah dunia bisa naik hingga level US$100 per barel imbas perang antara Iran dan Israel.

Tuku tukang menyebut, meskipun hitung-hitungan yang dibuat untuk skenario premium risk kenaikan harga minyak mentah ada di rentan US$5 per barel hingga US$10 pekan ini.

"Jadi kalau harga minyak memang kemungkinan dugaan kami akan ada tekanan untuk naik dan tekanan ini diwujudkan dalam premium risk. Memang untuk naik ke US$100 bisa terjadi," kata Tutuka dalam webinar Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI dilansir Rabu, 17 April 2024.

Di sisi lain, dia mengatakan, kementeriannya meminta PT Pertamina (Persero) untuk membuat sejumlah simulasi terkait dengan dampak harga minyak mentah dunia terhadap beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

Namun menurut Tutuka hal ini tidak akan berlangsung lama pasalnya masing-masing negara dan sekutu belakangan terlihat telah menurunkan tensi.
Dilansir dari Reuters  harga minyak dunia turun awal perdagangan pada Rabu, 17 April 2024. Hal ini karena kekhawatiran pasar terhadap pelemahan ekonomi China dan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang masih mempertahankan suku bunga.

Kedua faktor ini menjadi perhatian pasar dibandingkan kekhawatiran akan ketersediaan pasokan minyak akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Kekhawatiran ini memengaruhi sentimen harga minyak, dengan harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun tipis 7 sen (0,1%) menjadi US$89,16 per barel pada 00.42 GMT, sedangkan minyak mentah WTI AS untuk pengiriman Mei turun 10 sen (0,1%) menjadi US$85,26 per barel.