Dampak Perubahan Iklim (Serial 4): Tren Investasi ESG di Indonesia
- JAKARTA- Investasi berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah Environmental, Social and Governance (ESG) dilaporkan terus mengalami pertumbuhan, terut
Industri
JAKARTA - Investasi berkelanjutan terus mengalami pertumbuhan, terutama di pasar modal. Aspek Environmental, Social and Governance (ESG) pun menjadi fokus bagi para stakeholder.
Pertumbuhan ini seiring dengan komitmen pemerintah dalam menekankan pembangunan keberlanjutan. Hal ini dapat dilihat dari G20 yang akan diadakan di Bali November 2022. Pada perhelatan tersebut, keberlanjutan menjadi sorotan utama. yang menjadi sorotan utama.
Dalam laporan Schoders menemukan bahwa kesadaran investor global dalam melakukan investasi berbasis keberlanjutan di sudah tampak. Namun ini tak berlaku bagi investor pemula.
Berdasarkan data surveinya, 53 investor pemula tak tertarik pada pola investasi berkelanjutan. Alasannya, investasi model ini tidak mengembalikan hasil investasi dengan nilai tinggi.
- Tren Istilah Bisnis: Apa Itu Return on Investment (ROI)?
- Gazprom Nyatakan Siap Melanjutkan Ekspor Gas ke Italia Melalui Austria
- Tuai Hasil Positif, Merger BUMN Pelindo Catat Penghematan hingga Rp500 Miliar
Ini berbeda dengan kelompok investor sedang dan ahli yang telah lama melakukan investasi. Berdasarkan data, 68% dari kelompok ahli setuju bahwa berinvestasi secara berkelanjutan adalah satu-satunya cara memastikan profitabilitas dalam jangka panjang.
Mereka berpendapat bahwa keberlanjutan dalam praktik bisnis adalah dasar untuk profitabilitas jangka panjang. Meski begitu, menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kesadaran investasi berkelanjutan makin tumbuh dari tahun ke tahun.
Sejak mulai dicanangkan pda 2014, investasi berkelanjutan di Indonesia yang awalnya hanya Rp38 miliar terus melesat ke angka triliunan. Nilai ini mencapai puncaknya pada tahun 2020 dengan nilai investasi mencapai Rp3,1 Triliun.
Sayangnya, pada 2021 angkanya mengalami koreksi ke angka Rp2,3 triliun dari nilai awalnya yang disebut sekitar Rp3,5 triliun.
Pada perhelatan The 13th Indonesian Institute for Corporate Directorship-Corporate Governance Virtual Conference (IICD-CG) tanggal 20 Mei 2022 lalu, Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Saptono Adi Junarso mengatakan koreksi ini disebabkan karena adanya manajer reksa dana yang mundur dari BEI lantaran terbentur aturan.
Menurut temuan Schoders, kenaikan jumlah investasi berkelanjutan di Indonesia dipengaruhi oleh kesadaran akan dampak lingkungan. Meskipun secara kasat mata pengembalian hasil investasi masih tetap dipertimbangan.
Sejumlah investor Indonesia tampak merasa penting untuk terlibat dengan perusahaan dalam isu-isu seperti modal alam dan keragaman hayati.
Secara budaya, investor Indonesia memang tampak menginginkan investasi yang mereka gelontorkan untuk membantu mendukung edukasi berkualitas dan tujuan sosial tertentu sebagai prioritas utama.
Apa kata Investor milenial?
Mengonfirmasi temuan Schoders, TrenAsia.com mencoba menghubungi salah satu investor milenial. Rozi, Investor milenial yang masih duduk di bangku kuliah ini mengaku sebetulnya tak terlalu memahami konsep investasi berkelanjutan secara mendalam.
Meski begitu, perempuan yang berkuliah di salah satu Universitas Swasta ternama di Solo ini mengakui memilih untuk menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki track record baik. Tak hanya soal kinerja, tetapi juga citra dan kontribusi perusahaan terhadap masyarakat.
"Awal mula saya trading, saya hanya melihat apa yang direkomendasikan oleh manajemen keuangan. Namun semakin lama saya mulai andil. Tak hanya asal beli. Perusahaan yang ada kontribusi positif pada masyarakat lebih saya perhatikan," kata Rozi pada TrenAsia.com Jumat, 7 Oktober 2022.
Rozi menambahkan ia tak terlalu memberi perhatian pada perusahaan yang menekankan emisi karbon. Sebab menurutnya penurunan emisi karbon merupakan hal yang masih diperjuangkan hingga saat ini. Karenanya, Ia lebih memilih perusahaan yang memberikan upaya dalam melakukan pembangunan manusia.
"Memang agak sulit, tapi tetap respek. Jadi yang saya perhatikan ya memang perusahaan yang banyak memperhatikan keberlangsungan masyarakat sekitar dan ada hasilnya," tambahnya.