Ilustrasi ESG
Industri

Dampak Perubahan Iklim (Serial 5): Menakar Peran Perusahaan Terapkan Ekonomi Hijau

  • Setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga lingkungan,social serta tata kelola. Ekonomi hijau digaungkan agar kegiatan ekonomi selain dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat diharapkan juga memberi dampak baik di lingkungan dan sumber daya alam itu sendiri.

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA - Setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga lingkungan,social serta tata kelola. Ekonomi hijau digaungkan agar kegiatan ekonomi selain dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat diharapkan juga memberi dampak baik di lingkungan dan sumber daya alam itu sendiri.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, perusahaan zaman sekarang harus turut menerapkan prinsip environment, social, and good governance (ESG) yang tengah menjadi tren lirikan para investor. Hal ini merupakan salah satu upaya dekarbonisasi dan peningkatan investasi di sektor usaha yang ramah lingkungan itu sendiri.

"Perlu mendorong edukasi untuk meningkatkan awarness pentingnya ESG serta benefit dari penerapan ESG oleh rekan dunia usaha misal melalui workshop laporan serta membentuk ekosistem didalamnya," kata Arsjad kepada TrenAsia beberapa waktu lalu.

Arsjad menyakini banyak manfaat yang akan diterima oleh para pengusaha jika mendorong penerapan ESG dan bukan hanya sekedar CSR saja. ESG nantinya dapat menghubungkan perusahan dari knowledge partner, investor dan teknologi provider jika diterapkan dengan baik.

Implementasi ESG Dunia Usaha Masih Kurang

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid tak menampik implementasi ESG atau ekonomi hijau di Indonesia memang masih kurang atau jauh dari harapan. 

Namun berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan surat edaran OJK menyatakan bahwa perusahaan publik wajib melaporkan laporan berkelanjutan (sustainability report) sebagai bagian laporan tahunan perusahaannya (annual report).

Arsjad memaparkan, saat ini tingkat implementasi dari ESG oleh korporasi masih rendah, dari indeks ESG Indonesia pada 2021 hanya mampu menepati peringkat 36 dari 47 pasar modal di dunia. Padahal Indonesia memiliki nilai potesial sekitar US$200 hingga US$250 triliun dari potensi kebelanjutan.

Faktor Penghambat

Hal yang disorot Kadin dalam menghambat implementasi ESG di Indonesia adalah mayoritas perusahaan termasuk UMKM belum mengetahui mekanisme pelaporan ESG dan manfaat yang nyata bagi bisnis mereka.

Pelaporan ESG dinilai Arsjad, relatif kompleks jika UMKM menerapkannya dan kebanyakan akan mengalami kesulitan dalam membuat adopsi prosedur dan standar pelaporan yang digunakan. Selain itu UMKM maupun perusahan besar memiliki keterbatasan sumber daya alam dalam menerapkannya.

Apa yang Dilakukan Kadin untuk Mendorong ESG?

Perusahaan indonesia harus menjadi bagian penerapan global menuju ekonomi rendah karbon dan mencapai taget net zero emision di 2060. Kadin berkomitmen penuh mendorong penerapan ESG di pelaku usaha yang diwujudkan melalui Kadin Net Zero Hub.

Ini merupakan wadah bagi pengusaha UMKM mauoun besar untuk mempersiapkan perusahaanya dalam penerapan ESG. Terutama dari aspek energi transisi dan upaya industri dekabonisasi.

Kadin Net Zero Hub dan Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan Kadin Climer Indeks yang berguna untuk memberikan insetif bagi perusahaan atau emiten yang akan transisi menerapkan pelaporan ESG.

Ke depannya juga terdapat rencana membentuk koalisi bersama dengan Kementerian Investasi. Tujuannya adalah memastikan anggota Kadin memiliki dukungan sumber daya dan akses yang diperlukan untuk mempercepat implementasi ESG, bukan hanya sekedar transisi CSR saja.