<p>ilustrasi: happy.live</p>
Nasional & Dunia

Dampak (Positif) Perang Dagang AS – Tiongkok

  • Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok yang kembali memanas dampaknya semakin luas. Bukan sekadar sentiment seperti terjadinya penurunan pasar saham saja tapi sudah sampai ke sektor rill. Delta Electronics Inc, contohnya. Perusahaan komponen yang bermitra dengan perusahaan teknologi terkemuka seperti Microsoft Corp dan Huawei Technologies Co itu tidak cukup sabar untuk menanti hasil perundingan […]

Nasional & Dunia
trenasia

trenasia

Author

Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok yang kembali memanas dampaknya semakin luas. Bukan sekadar sentiment seperti terjadinya penurunan pasar saham saja tapi sudah sampai ke sektor rill.

Delta Electronics Inc, contohnya. Perusahaan komponen yang bermitra dengan perusahaan teknologi terkemuka seperti Microsoft Corp dan Huawei Technologies Co itu tidak cukup sabar untuk menanti hasil perundingan pejabat kedua Negara berseteru.

Sudah tidak lagi menyimpan harapan ada perubahan sementara “arah angin” masih memerlihatkan ketidakpastian. 

Alhasil, seperti dilansir Yahoo Finance dikutip dari Bloomberg, Delta Electronics membulatkan tekad untuk hijrah. Bergabung dengan gelombang perpindahan para pemasok utama yang sudah meninggalkan produksi di Tiongkok.

Delta mengumumkan untuk memindahkan beberapa lini produksi kembali ke pangkalannya di Taiwan dan Thailand. Bahkan memutuskan kebijakan yang dianggap tidak biasa: membangun tiga sampai empat pabrik di India.

Soal pabrik di India itu, perusahaan seolah merespon positif statement Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang menawarkan program; Make-in-India.

CEO Delta Electronics, Ping Cheng, mengakui bahwa ekosistem teknologi India masih jauh kurang berkembang daripada tetangga besarnya di Asia. Terutama Tiongkok.

Tetapi, kata dia, pihaknya ingin menambahkan salah satu negara ekonomi utama yang tumbuh tercepat di dunia ke rantai produksi yang sekarang membentang dari Eropa ke AS. Setidaknya bisa melalui anak perusahaan yang baru-baru ini mendapatkan kucuran dana dari pengendali.

”Produk-produk tersebut terutama untuk pasar domestik India,” kata Cheng dalam sebuah wawancara pekan lalu. “Tren pembuatan di India tidak terhindarkan karena merupakan pasar yang besar. Tetapi masih harus dilihat apakah rantai pasokan secara lokal di masa depan akan lengkap dan digunakan untuk ekspor,” paparnya.

Presiden AS Donald Trump memang sedang melemparkan ancaman tarif yang lebih tinggi terhadap barang-barang asal Tiongkok. Pada Jumat pekan kemarin dia menuduh Beijing mundur dari konsensus (kesepakatan).

Akibatnya, ribuan perusahaan pemasok serupa Delta terjebak di tengah situasi itu. Dalam situasi tidak tenang selagi terjadi “baku tembak” ancaman antara dua negara. 

Dari contoh tindakan Delta Electronics itu maka perang dagang AS vs Tiongkok kini mulai memerlihatkan dampak baru. Gelombang perpindahan produksi atau industri ke negara sekitar di Asia dan termasuk Asia Tenggara.

Hikmah dipetik Delta dari perang dagang yang terjadi adalah desentralisasi produksi. Menyadari pentingnya diversifikasi lokasi. 

“Produksi kami dulu kebanyakan di China. Dengan perang dagang yang terjadi, kami menyadari itu terlalu terkonsentrasi,” ucap Cheng.

Cheng mengatakan perusahaannya ingin memekerjakan lebih dari 7.000 insinyur selama setengah dekade ke depan. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok menjadi sekitar 60 persen dari produknya, dibandingkan 70 hingga 73 persen saat ini. 

Meskipun, kata Cheng, dalam jangka panjang perusahaan akan terus berinvestasi di Tiongkok dan pendapatan dari negara itu akan terus tumbuh.(*)