Dampak Proyek IKN Terhadap Kinerja Saham SMGR
- Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, diproyeksikan bisa memacu kinerja keuangan dan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
Bursa Saham
JAKARTA – Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, diproyeksikan bisa memacu kinerja keuangan dan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Namun, ini akan jadi cerita yang berbeda jika pembangunan proyek mercusuar itu berjalan melambat.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry membagikan cerita saat meeting analyst dengan SMGR baru-baru ini. Ia mengungkapkan bahwa target operasional perseroan sepanjang tahun ini mencakup pertumbuhan volume di pasar domestik sebesar 2,5%.
Target pasar domestik, kata Richard, akan menggerek peningkatan volume ekspor sebesar 7%, yang secara keseluruhan mengimplikasikan pertumbuhan volume agregat sebesar 3,3% dengan pangsa pasar sekitar 50%.
- Lovely Runner Berakhir, Inilah Rekomendasi Drakor Romantis Fantasi yang Wajib Ditonton
- Cadangan Melimpah, Ini Biang Kerok RI Masih Impor Nikel
- Saham Emas BRMS, ANTM dan MDKA Kompak Merah, Apa Penyebabnya?
Di sisi lain, emiten dengan kode saham SMGR baru saja mengumumkan kerja sama dengan PT Bina Karya (Persero) sebagai Badan Usaha Otorita (BUO) IKN untuk memasok bahan turunan semen yang ramah lingkungan.
“Semen Indonesia melihat bahwa proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) bakal terus berlanjut. Adapun kerjasamanya dengan Bina Karya, pengembang properti milik BUMN untuk IKN, akan meningkatkan volume pada tahun ini dan seterusnya, walaupun belum ada target volume yang spesifik,” kata Richard dalam riset dikutip pada Senin, 10 Juni 2024.
Bukan hanya itu, SMGR juga memperkirakan kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) semen di pasar domestik tahun ini sebesar 1-1,5%. Sementara itu, untuk pasar ekspor, ASP perseroan diproyeksikan tetap stabil. "Hal ini menyiratkan pertumbuhan ASP secara agregat sebesar 0,8-1,2% pada 2024," kata Richard.
ASP Kokoh
Richard menuturkan bahwa emiten plat merah ini telah menaikkan harga untuk 45% dari volume semen kantongnya sebesar Rp1.500 per kantong pada pertengahan Mei 2024, kemudian Rp2.000 per kantong lagi pada akhir Mei.
“Berdasarkan perhitungan kami, kenaikan harga tersebut bisa diterjemahkan sebagai kenaikan harga efektif per kantong sebesar 1% (mom) pada Mei 2024 dan 5% (mom) pada Juni 2024,” jelas Richard.
Richard bilang, dengan asumsi pasar semen kantong menyumbang 70% dari total penjualan SMGR, serta harga semen curah yang tetap stabil, penyesuaian harga pada Mei 2024 dapat menghasilkan kenaikan ASP campuran sebesar 0,3% (mom) pada Mei 2024 dan 1,5% (mom) pada Juni 2024.
- Ace Hardware (ACES) Tebar Dividen Rp573 Miliar, Cek Rekomendasi Sahamnya
- Prospek Saham XL Axiata (EXCL) Kala Pertumbuhan Trafik Data Melejit
- Lebih Sadis dari SNBP dan SNPMB, Ujian Masuk PTN di China Diikuti 13,42 Juta Siswa
Sementara itu, kata dia, sepanjang April 2024 kemarin, ASP SMGR diperkirakan turun sebesar 3,3% (ytd). “Untuk ASP campuran SMGR pada Juni 2024, kami perkirakan menjadi -1,5% (ytd) setelah kenaikan pada bulan Mei,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Richard, kenaikan ASP sebagian dimungkinkan oleh volume indikatif yang lebih baik pada Mei 2024, dengan perbaikan di beberapa kota, terutama di Jawa Timur. “Kami tetap pada asumsi ASP -1% (yoy) dan pertumbuhan volume 1%. Namun, kami melihat ada potensi kenaikan, jika permintaan meningkat pada Juni 2024 dan seterusnya," tambahnya.
Target Saham
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan proyeksi pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan EBITDA, dan EBITDAM yang konservatif untuk SMGR tahun ini masing-masing sebesar 0%, -7%, dan 18%, dibandingkan dengan target manajemen SMGR yang sebesar 4%, lebih dari 0%, dan 20%.
Tidak hanya itu, BRI Danareksa Sekuritas kembali menegaskan rating beli untuk saham SMGR, dengan target harga saham yang tetap dipatok sebesar Rp6.700 per saham. Target harga tersebut telah memperhitungkan prospek yang membaik dan EV/ton yang menarik sebesar US$ 58/ton, setara dengan standar deviasi (SD) -1,5 dari rata-rata 10 tahun.
Namun, kata Richard, masih ada risiko potensi penurunan volume yang dapat mengakibatkan penurunan ASP, serta kemungkinan keterlambatan dalam pembangunan IKN. Pasalnya, pada pekan ketika Ketua dan Wakil Otorita IKN, total transaksi jual bersih asing di saham SMGR melesat.
Data RTI Business menunjukkan, sepanjang pekan lalu, net sell asing di saham SMGR tembus Rp272,5 miliar. Meski begitu, secara mingguan saham emiten semen ini masih melesat 7,05% dan ditutup terakhir di level Rp3.950 per saham.
Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan Senin, 10 Juni 2024, pukul 15:53 WIB, saham SMGR masih melesat 2,99% ke level Rp4.130 per saham. Artinya, jika investor membeli saham di level saat ini maka berpotensi menimba cuan sebesar 62.23%.
Sebagai informasi, sejak Desember 2022, SMGR telah menyuplai 400 ribu ton semen untuk pembangunan infrastruktur IKN dari. Kerja sama dengan Bina Karya, bertujuan untuk memperkuat posisi perseroan sebagai penyedia bahan bangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Adapun, estimasi kebutuhan material dan peralatan konstruksi di IKN untuk periode 2022-2024 termasuk 1,94 juta ton semen dan 748 ribu ton beton pracetak.