tanker minyak russia.jpg
Dunia

Dampak Sanksi AS ke Rusia, Puluhan Tanker Minyak Tidak Bisa Bongkar Muatan

  • Menurut Morgan Stanley yang mengutip data dari pelacak kapal tanker Vortexa, kapal tanker yang dikenai sanksi terbaru mengangkut sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Sanksi terakhir Amerika terhadap sektor Rusia langsung terasa dampaknya. Tidak hanya bagi Rusia tetapi juga pasar minyak dunia.

Puluhan kapal tanker yang masuk dalam daftar sanksi Amerika tidak berani berbuat banyak. Setidaknya 65 kapal telah berlabuh di beberapa lokasi sejak Amerika Serikat mengumumkan paket sanksi baru pada 10 Januari 2025.

Analisis Reuters berdasarkan data pelacakan kapal MarineTraffic dan LSEG menyebutkan,  sebanyak lima dari kapal tanker tersebut berlabuh di lepas pelabuhan China. Sementara tujuh lainnya berlabuh di lepas pantai Singapura. Kapal yang lainnya juga terdeteksi berhenti di dekat Rusia di Laut Baltik dan Timur Jauh.

Departemen Keuangan Amerika seperti diketahui menjatuhkan sanksi terhadap produsen minyak Rusia Gazprom Neft dan Surgutneftegaz. Selain itu juga terhadap 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia. Melalui sanksi ini Amerika menargetkan pendapatan yang telah digunakan Moskow untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

Penghentian perdagangan kapal tanker ini menambah tekanan lebih lanjut pada kapal-kapal yang telah terkena sanksi Amerika sebelumnya. Ini termasuk 25 kapal tanker minyak lainnya yang berhenti di berbagai lokasi. Di antaranya di lepas pelabuhan Iran dan juga di dekat Terusan Suez.

Beberapa pelabuhan juga telah bertindak lebih cepat sehingga menambah ketegangan. Shandong Port Group melarang kapal tanker yang terkena sanksi Amerika untuk singgah di pelabuhannya.

Para analis memperkirakan sekitar 10% armada kapal tanker minyak global telah menjadi sasaran sanksi Amerika. Analis Jefferies Omar Nokta mengatakan,  dampak sanksi ini seharusnya mendukung pasar tanker. “Ini  karena pasokan kapal di armada yang lebih luas menyusut. Tetapi  kekuatan potensial yang sebenarnya akan datang setelah eksportir lain mengganti volume yang hilang,” katanya dikutip Reuters Senin 13 Januari 2025.

Pendapatan harian rata-rata untuk supertanker diketahui melonjak lebih dari 10% pada Senin 13 Januari 2025 dibandingkan hari sebelumnya. Yakni  menjadi sekitar US$26.000. Beberapa perusahaan penyewaan kapal sudah mencoba mengamankan kapal  setelah sanksi diumumkan. Ini menunjukkan semakin ketatnya pasokan kapal. Meningkatnya permintaan ekspor ke India dan China dari luar Rusia akan meningkatkan permintaan kapal tanker yang tidak terkena sanksi. Demikian kata platform analisis perdagangan Kpler pada hari Senin.

Menurut Morgan Stanley yang mengutip data dari pelacak kapal tanker Vortexa, kapal tanker yang dikenai sanksi terbaru mengangkut sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024. “Jumlah tersebut setara dengan sekitar 1,4% dari permintaan minyak global.”

Banyak di antaranya telah digunakan untuk mengirim minyak ke India dan China. Ini  karena sanksi  dan pembatasan harga  oleh negara-negara G7  pada tahun 2022 telah mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. 

Situasi saat ini telah medndorong harga minyak melonjak. Harga acuan global minyak mentah Brent naik  di atas US$81 per barel. Ini yang menyiratkan para pedagang memperkirakan pasokan akan tetap ketat.

Kremlin mengatakan sanksi tersebut berisiko mengganggu stabilitas pasar global. Dan Moskow akan berupaya melawannya. Juru Bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan, jelas Amerika Serikat akan terus mencoba melemahkan posisi perusahaan Rusia dengan cara yang tidak kompetitif. Tetapi mereka berharap dapat menangkalnya.

Para analis mengatakan sanksi baru itu kemungkinan akan mengurangi ekspor minyak Rusia dalam jangka pendek. Tetapi Rusia dapat beradaptasi dengan menggunakan kapal-kapal dalam armada bayangannya yang masih belum terkena sanksi. Para analis juga mengatakan ukuran sebenarnya armada bayangan Rusia tidak diketahui, tetapi diperkirakan terdiri dari hampir 600 tanker. Pejabat Amerika sebelumnya mengatakan apapun upaya Rusia menghindari sanksi akan mahal dan rumit.

India dan China Beradaptasi

India dan China yang merupakan pembeli besar minyak Rusia mau tidak mau juga harus menyesuaikan diri. Mereka harus beradaptasi dengan sanksi baru Amerika yang berat.

Ketatnya kebijakan baru tersebut telah mendorong kilang minyak China dan India kembali ke penjual minyak yang tidak dibatasi. Konsekuensinya akan mendorong kenaikan pasar spot untuk beberapa minyak mentah regional. Sekaligus menambah momentum kenaikan di pasar minyak global.

Perusahaan penyulingan minyak asal China Yulong Petrochemical sebelumnya membeli minyak mentah ESPO Blend dari Rusia. Namun  kini mereka telah membeli 4 juta barel minyak mentah Upper Zakum dari Abu Dhabi.  Dalam beberapa minggu terakhir, negara itu juga telah membeli minyak mentah Angola dan Brasil. Selain itu juga sedang dalam pembicaraan untuk membeli lebih banyak minyak dari Afrika Barat serta Kanada. 

Unipec China juga mulai memesan empat kapal pengangkut minyak mentah yang sangat besar dari Timur Tengah. Kapal ini dapat mengangkut hingga 2 juta barel minyak mentah.

Di India situasinya juga tidak jauh berbeda. Saat ini lebih dari 60% ekspor minyak laut Rusia ditujukan ke negara tersebut. India merupakan negara dengan  importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.

Kilang minyak India telah berhenti berurusan dengan kapal tanker minyak dan entitas yang terkena sanksi AS. Namun  negara tersebut tidak memperkirakan akan terjadi gangguan pada pasokan minyak mentah Rusia selama masa transisi dua bulan.

India akan mengizinkan kargo minyak Rusia yang dipesan sebelum 10 Januari untuk dibongkar di pelabuhan.  India juga menambahkan Rusia dapat menawarkan diskon lebih besar kepada India untuk memenuhi batasan harga US$60 per barel yang diberlakukan oleh negara-negara G7 pada tahun 2022. Pengiriman di bawah level itu dapat menggunakan tanker barat dan asuransi. Tetapi itu artinya minyak Rusia akan sangat murah yang mungkin merugikan Moscow.

Para pedagang mengatakan kilang minyak India, yang membeli minyak mentah Timur Tengah minggu lalu. Mereka juga  sedang mencari lebih banyak kargo. Bharat Petroleum ,embeli 2 juta barel minyak mentah Oman untuk pemuatan Februari .