arteleri ukraina.jpg
Dunia

Dana AS untuk Bantu Ukraina Hampir Habis

  •  WASHINGTON- Ketika perang berlanjut, pendanaan Amerika untuk Ukraina hampir habis.  Sementara Rusia sedang berusaha untuk membeli lagi suku cadang pe

Dunia

Amirudin Zuhri

WASHINGTON- Ketika perang berlanjut, pendanaan Amerika untuk Ukraina hampir habis.  Sementara Rusia sedang berusaha untuk membeli lagi suku cadang peralatan militer yang sebelumnya telah mereka eskpor.

Presiden Joe Biden telah meminta paket bantuan senilai US$106 miliar untuk dibagi antara Ukraina dan Israel. Ini sekitar Rp1.600 triliun (kurs Rp15.500). Dana juga termasuk dana untuk meningkatkan persaingan dengan China di Indo-Pasifik, serta keamanan di sepanjang perbatasan Amerika dengan Meksiko. Kongres belum meloloskannya.

Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh  mengatakan Kementerian Pertahanan telah menggunakan 95% dari US$62,3 miliar sumber daya tambahan yang mereka miliki di Ukraina. “Kami  telah menghabiskan seluruh dana Inisiatif Keamanan Ukraina. Jadi kini kami hanya memiliki sisa US$1 miliar dalam sumber daya yang ada untuk mengisi kembali stok Amerika,” katanya Sabtu 10 November 2023 lalu.

Ada sejumlah kecil dana yang tersisa dari Otoritas Penarikan Presiden (PDA). Namun Singh tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pada tanggal 31 Oktober, Juru Bicara Utama Pentagon Brigjen Pat Ryder mengatakan ada lebih dari US$5,4 miliar otoritas PDA  yang masih tersedia untuk Ukraina.

Akibat kekurangan dana ini paket bantuan ke Ukraina menyusut. Namun Singh menambahkan Amerika dan sekutunya akan tetap mendukung perjuangan Kyiv. Untuk itu Pentagon benar-benar meminta kepada Kongres untuk menyetujui permintaan tambahan yang diusulkan presiden.

Paket bantuan terakhir Amerika diberikan  pada 3 November 2023 senilai US$125 juta. Ini termasuk amunisi 155mm dalam jumlah yang dirahasiakan dan beberapa  amunisi lainnya.

Ukraina juga menghadapi potensi krisis bantuan dari Uni Eropa. Hongaria mengancam akan memveto paket baru sebesar 50 miliar euro atau sekitar Rp837 triliun (Kurs Rp16.500). Bloomberg melaporkan sebuah alternatif sedang dipertimbangkan. Rencana tersebut akan mencakup jaminan nasional dari negara-negara anggota untuk meningkatkan pendanaan di pasar jika Budapest menghalangi peninjauan anggaran jangka panjang Uni Eropa. Ini   mencakup paket bantuan Ukraina.

Ukraina juga terkena dampak dari pemerintahan baru Slovakia, yang membatalkan paket bantuan ke Ukraina yang diperkirakan berjumlah €40,3 juta atau sektiar Rp675 miliar.

Pemblokiran paket bantuan Slovakia yang mencakup roket dan amunisi ini kemungkinan besar tidak akan mengubah kemampuan medan perang Ukraina secara signifikan.  Namun keputusan  tersebut merupakan tanda nyata dari meningkatnya kelelahan di kalangan pendukung Kyiv di NATO ketika invasi Rusia mendekati dua tahun.

Rusia Buyback Suku Cadang

Di sisi lain Rusia juga kesulitan untuk memenuhi suku cadang dari senjatanya. Moskow berusaha membeli lagi suku cadang yang telah diekspornya ke negara-negara seperti Pakistan, Mesir, Belarusia, dan Brasil. 

The Wall Street Journal mengutip sumber yang mengetahui masalah itu melaporkan  hal ini merupakan bagian dari upaya  mengisi kembali persediaan senjata yang dikeluarkan untuk perang di Ukraina.

Tiga orang yang mengetahui masalah ini mengatakan, April lalu pejabat Rusia  mengunjungi Kairo. Mereka  meminta Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi untuk mengembalikan lebih dari seratus mesin helikopter Rusia. 

Sisi menyetujuinya dan pengiriman sekitar 150 mesin yang kemungkinan akan dimulai Desember mendatang.  Juru bicara pemerintah Mesir menolak berkomentar.

Medan Perang

Dari medan perang dilaporkan, Rusia terus berusaha menyerang menyerang Avdiivka. Tetapi setelah kehilangan banyak persenjataan dalam dua gelombang sebelumnya dan  cuaca buruk yang mulai terjadi, Rusia mengubah gaya serangannya. Rusia terlihat beralih ke kampanye infanteri yang lebih kecil.

Militer Ukraina mengklaim berhasil menghalau lebih dari 10 serangan Rusia. Ukraina juga meyakni Avdiivka terlindungi dengan baik. Ini memungkinkan pasukan di sana untuk menahan serangan Rusia.

Meskipun tank akan sangat membantu melindungi pasukan Rusia jika masuk Avdiivka, terbukti upaya tersebut berulang kali gagal dilakukan Rusia. Penggunaan drone oleh Rusia juga disebut meningkat dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir. Ini menjadi kekhawatiran bagi Ukraina.

Di bagian lain Ukraina juga terus melakukan serangan ke Krimea. Kali ini drone laut mereka berhasil menghancurkan  dua kapal pendarat kecil Rusia yang berlabuh di pelabuhan. Serangan  terjadi pada Jumat 10 November 2023 di pangkalan Angkatan Laut Rusia di Chornomorske di Krimea barat. Ukraina mengklaim dua kapal itu tenggelam

Saat diserang kapal-kapal itu disebut membawa awak dan memuat kendaraan lapis baja, termasuk BTR-82. Namun klaim itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Badan Intelijen pertahanan Ukraina atau GUR  juga merilis video berdurasi 55 detik. Dalam rekaman tersebut drone terlihat melaju mendekati  salah satu dari dua kapal pendarat Rusia yang berdekatan. Drone kemudian berbelok sedikit ke kanan sebelumnya tampak menabrak kapal Rusia di bagian belakang sisi kanan.  Video kemudian menunjukkan apa yang tampak seperti USV kedua yang mendekat dan menabrak kapal yang sama dalam waktu sekitar 48 detik.  Video diakhiri dengan pemandangan dari drone ketiga yang memperlihatkan kapal-kapal Rusia yang terbakar di kejauhan.

Ukraina awalnya mengklaim kapal yang menjadi korban adalah dua kapal pendarat  kelas Serna Proyek 11770 . Namun kemudian merevisinya dengan mengatakan satu adalah Serna dan yang lainnya adalah kapal pendarat kelas Akula Proyek 1176.

Proyek 11770 Serna dapat melaju dengan kecepatan 30 knot. Kapal sepanjang 25,6 meter ini dapat membawa satu tank tempur utama atau 50 ton kargo. Dan  biasanya dipersenjatai dengan empat senapan mesin PKMB 7,62 mm dan empat sistem pertahanan udara portabel Igla.

Pada saat invasi, Rusia memiliki dua kapal pendarat Proyek 11770 di Laut Hitam. Namun, salah satunya rusak parah pada bulan Mei oleh drone Bayraktar TB-2 ketika mencoba memasok pasokan ke Pulau Ular.  Kapal pendarat kelas Akula Proyek 1176  dapat membawa muatan dalam jumlah yang sama, namun memiliki kecepatan tertinggi hanya 11,5 knot.