<p>Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Tri Boewono (kiri) bersama dengan Komisaris MDKA Garibaldi Thohir (tengah) dan Komisaris Independen MDKA M. Munir (kanan) di sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) di Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020. MDKA mencatatkan kinerja gemilang pada 2019 dengan diselesaikannya proyek ekspansi oksida di Tambang Emas Tujuh Bukit serta produksi emas dan perak perusahaan melampaui target 2019 dibandingkan dari tahun sebelumnya. Dalam RUPSLB hari ini, para pemegang saham MDKA menyepakati untuk melakukan pembelian kembali saham atau _buyback_ sebanyak-banyaknya 2% saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan dengan alokasi dana maksimal Rp 568 miliar dilaksanakan secara bertahap sampai paling lama 18 bulan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Dana Eksplorasi Merdeka Copper Gold (MDKA) Kuartal IV-2023 Capai Rp350,8 Miliar, Ini Rinciannya

  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menghabiskan ratusan miliar dana untuk eksplorasi tiga lokasi, yakni Tujuh Bukit Jawa Timur, Pulau Wetar Maluku Baratdaya, dan Pani Gorontalo.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaporkan telah menghabiskan dana eksplorasi sebesar US$22,6 juta atau sekitar Rp350,8 miliar sepanjang kuartal IV-2023. 

Berdasarkan publikasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten yang berkodekan saham MDKA ini menghabiskan ratusan miliar dana untuk eksplorasi tiga lokasi, yakni Tujuh Bukit Jawa Timur, Pulau Wetar Maluku Baratdaya, dan Pani Gorontalo.

“Di Tujuh Bukit, fokus ada pada sumber daya tembaga emas dan emas perak, di Wetar difokuskan pada sumber daya tembaga, dan di Pani difokuskan pada sumber daya emas,” ungkap manajemen MDKA dikutip pada Senin, 15 Januari 2024.

Lebih terperinci, Proyek Tujuh Bukit menghabiskan dana eksplorasi sejumlah Rp2,06,6 miliar, yang mencakup biaya pemeliharaan terowongan, pengeboran definisi sumber daya bawah tanah, dan pelaksanaan pekerjaan uji terkait.

Sebagai hasilnya, tujuh rig pengeboran bawah permukaan berhasil mencapai kedalaman total sebesar 7.228,8 meter. Dengan penyelesaian program pengeboran bawah permukaan, semua rig bawah permukaan akan dihentikan dan ditarik mundur, sedangkan pengeboran berikutnya akan menggunakan rig bor permukaan.

Pada proyek emas dan emas Tujuh Bukit, anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp26,6 miliar. Dua rig Reverse Circulation (RC) dan 15 rig Diamond Drill (DD) berhasil mengebor dengan total panjang pengeboran mencapai 23.336 meter. 

“Untuk pengeboran tambang dan eksplorasi regional selanjutnya, akan menggunakan enam rig DD dan dua rig RC untuk definisi sumber daya, sterilisasi, dan eksplorasi,” terang manajemen dalam keterbukaan informasi BEI. 

Selanjutnya, proyek tembaga Tambang Tembaga Wetar menghabiskan dana segar sebesar Rp28 miliar. Selama triwulan ini, dua rig pengeboran dioperasikan dengan 39 lubang selesai dengan kedalaman total pengeboran mencapai 3.383,9 meter di Partolang. 

“Program pengeboran regional di Kali Kuning Barat dan Timur serta Karkopang dijadwalkan akan dimulai pada pertengahan kuartal I-2024,” jelasnya. 

Proyek Emas Pani mengonsumsi dana sebesar Rp89,6 miliar. Hasil eksplorasi mencakup penyelesaian 136 lubang bor dengan total panjang 15.210,1 meter, termasuk dalam program pengeboran definisi sumber daya, metalurgi, dan sterilisasi. 

“Langkah selanjutnya akan melibatkan 6 rig untuk pengeboran definisi sumber daya dan program pengeboran geoteknik,” ungkap manajemen. 

Proyek ini memiliki potensi sebagai tambang emas berumur panjang dan berbiaya rendah, dengan perkiraan produksi emas dimulai pada akhir tahun 2025 dan puncak produksi direncanakan mencapai lebih dari 450.000 ons emas per tahun, menjadikannya sebagai tambang emas terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia Pasifik.

Terakhir, Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu sumber daya mineral tembaga dan emas terkemuka di dunia yang belum dikembangkan, dengan kandungan sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ons emas.