Ilustrasi infrastruktur jalan tol Trans Sumatra / Dok. PUPR
Korporasi

Dana PMN Rp6,2 Triliun Cair, Hutama Karya Lanjutkan Proyek Tol Trans Sumatra

  • PT Hutama Karya (Persero) baru saja menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahap I Tahun Anggaran 2021 senilai Rp6,2 triliun pada akhir Agustus.

Korporasi

Daniel Deha

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) baru saja menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahap I Tahun Anggaran 2021 senilai Rp6,2 triliun pada akhir Agustus lalu. PMN akan digunakan untuk memenuhi porsi ekuitas dalam mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa PMN yang telah diterima perusahaan akan digunakan untuk tiga ruas JTTS.

"Sesuai yang terdapat di dalam APBN tahun 2021, PMN sebesar Rp 6,2 triliun akan dialokasikan untuk percepatan pembangunan tol ruas Sigli-Banda Aceh sebesar Rp3,092 triliun, ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sebesar Rp2,702 triliun dan ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sebesar Rp 414 miliar," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu, 8 September 2021.

Tjahjo menyebutkan bahwa perusahaan juga sedang mengusulkan PMN Tahap II dan III tahun ini sebesar Rp19 triliun. Dana tersebut rencananyanya akan akandigunakan untuk mengoptimalkan pembangunan di 8 ruas JTTS.

Kedelapan ruas tol tersebut antara lain: ruas Medan-Binjai, ruas Pekanbaru-Dumai, ruas Binjai-Langsa seksi Binjai-Pangkalan Brandan, ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi- Parapat, ruas Sp. Indralaya-Muara Enim, ruas Kisaran-Indrapura, ruas Sigli-Banda Aceh dan ruas Pekanbaru-Pangkalan.

Adapun progres masing-masing ruas tersebut yakni Tol Sigli Banda-Aceh (74 Km) sebesar 71%, Tol Kisaran-Indrapura (48 Km) sebesar 24%, Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi--Parapat (143 Km) sebesar 60%, Tol Sp. Indralaya-Muara Enim (121 Km) sebesar 33%, Tol Padang-Sicincin (36 Km) sebesar 44%, Tol Pekanbaru-Pangkalan (64 Km) sebesar 62%, Tol Bengkulu-Taba Penanjung (18 Km) sebesar 81% dan Tol Binjai Langsa seksi Binjai-Pangkalan Brandan (58 Km) 38%.

"Untuk menyelesaikan target pembangunan khususnya di tahap I yang terdiri dari 8 ruas jalan tol, sebelumnya perusahaan telah melakukan berbagai alternatif pendanaan melalui creative financing mulai dari pendanaan perbankan nasional hingga penerbitan obligasi. Namun di luar itu, perusahaan juga membutuhkan financing support melalui PMN berkelanjutan untuk menjaga arus kas perusahaan tetap sehat," paparnya.

Hingga saat ini, seluruh PMN yang diterima perusahaan telah menghasilkan JTTS yang terbangun dan beroperasi hingga kurang lebih 531 kilometer.

Beberapa diantaranya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang-Indralaya (22 Km), Tol Medan Binjai (17 Km), Tol Pekanbaru-Dumai (132 Km), Tol Sigli-Banda Aceh seksi 3 Jantho-Indrapuri (16 Km) dan seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang (14 Km).

"Kami telah membangun 531 km tol dan saat ini sudah beroperasi," ucap Tjahjo.

Dia berharap perusahaan dapat menyelesaikan proyek pembangunan Tol Trans Sumatra sepanjang 611 kilometer pada akhir tahun ini demi mempercepat mobilitas dan logistik di Pulau Sumatra.

"Kami berharap akan bertambah sepanjang kurang lebih 80 Km diantaranya Tol Sigli -Banda Aceh seksi 2,5 dan 6 sepanjang 19 Km, Tol Binjai-Langsasegmen Binjai-Stabat (12 Km), Tol Pekanbaru- Bangkinang (31 Km) dan Tol Bengkulu-Taba Penanjung (18 Km). Sehingga rencana total terbangun Jalan Tol Trans Sumatera di tahun 2021 yakni sepanjang ±611 Km," ungkap Tjahjo.

Dia mengatakan, perusahaan juga sedang mengajukan usulan PMN 2022 sebesar Rp 31,350 triliun dalam bentuk tunai yang akan dialokasikan untuk menyelesaikan beberapa ruas JTTS yang ditargetkan rampung keseluruhan di 2023.

"Alokasi PMN TA 2022 sebesar Rp31,350 triliun akan digunakan untuk ruas Pekanbaru-Dumai senilai Rp 293 miliar, Binjai-Langsa senilai Rp3,581 triliun, Sp. Indralaya-Muara Enim senilai Rp7,180 triliun, Kisaran-Indrapura senilai Rp 2,422 triliun, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat senilai Rp5,057 triliun, Bengkulu-Taba Penanjung senilai Rp 1,237 triliun, Sigli-Banda Aceh Rp6,376triliun dan Pekanbaru-Pangkalan senilai Rp 5,204 triliun," tutupnya.