<p>Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi relawan uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 buatan Sinovac pada Agustus 2020 / Facebook @mochamadridwankamil</p>
Industri

Dana SiLPA 2020 Rp234,7 Triliun Diprioritaskan untuk Vaksinasi

  • JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan dana Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 2020 senilai Rp234,7 triliun. Dana itu untuk cadangan fiskal dengan prioritas pendanaan vaksinasi COVID-19. Perkiraan dana untuk program vaksinasi mencapai Rp73 triliun. Untuk itu, pemerintah akan melakukan carry over dana lebih tersebut ke dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021. […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan dana Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 2020 senilai Rp234,7 triliun. Dana itu untuk cadangan fiskal dengan prioritas pendanaan vaksinasi COVID-19.

Perkiraan dana untuk program vaksinasi mencapai Rp73 triliun. Untuk itu, pemerintah akan melakukan carry over dana lebih tersebut ke dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021.

“Tahun ini prioritas kita tetap vaksinasi. Kami pastikan vaksinasi akan berjalan sesuai dengan rencana dari Kementerian Kesehatan,” kata Sri Mulyani dala konferensi pers virtual APBN 2020, Rabu, 6 Januari 2021.

Selain vaksinasi, SiLPA juga dapat dipergunakan untuk membiayai program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 serta bantuan sosial. Dua program ini, lanjut Sri Mulyani, akan tetap menjadi prioritas anggaran tahun ini.

Dengan adanya dana tambahan ini, pemerintah bisa memperpanjang waktu pemberian bansos dan diskon listrik yang saat ini telah diperpanjang hingga Maret 2021. Ke depan, pemerintah berencana memperpanjang bantuan kuota internet bagi siswa dan mahasiswa selama enam bulan.

Defisit APBN

Sebagai informasi, defisit APBN 2020 tercatat di bawah target Perpres 72/2020 yaitu sebesar Rp956,3 triliun. Jumlah ini setara dengan 6,09% dari  produk domestik bruto (PDB).

Adapun, realisasi pembiayaan anggaran pada 2020 tercatat mencapai Rp1.190,9 triliun, utamanya bersumber dari pembiayaan utang yang mencapai Rp1.226,8 triliun. Pemenuhan kebutuhan defisit anggaran tersebut guna mendukung pelaksanaan program PEN.

“Pemerintah mengelola pembiayaan anggaran secara prudent dan terukur, serta memperkuat sinergi dengan Bank Indonesia (BI),” tegasnya.