Dapat Dana Segar US$53 Juta, Ini Langkah Payfazz
JAKARTA—Layanan keuangan untuk transaksi dan pembayaran digital PT Payfazz Teknologi Nusantara (Payfazz) mendapatkan pendanaan senilai US$53 juta atau sekitar Rp765 miliar. Pendanaan Seri B tersebut dipimpin oleh dua investor asal Singapura, yakni B Capital dan Insignia Ventures Partners. Disebutkan, dalam pendanaan ini, investor sebelumnya juga turut terlibat. Investor tersebut yakni, Tiger Global, Y Combinator, dan […]
Industri
JAKARTA—Layanan keuangan untuk transaksi dan pembayaran digital PT Payfazz Teknologi Nusantara (Payfazz) mendapatkan pendanaan senilai US$53 juta atau sekitar Rp765 miliar. Pendanaan Seri B tersebut dipimpin oleh dua investor asal Singapura, yakni B Capital dan Insignia Ventures Partners.
Disebutkan, dalam pendanaan ini, investor sebelumnya juga turut terlibat. Investor tersebut yakni, Tiger Global, Y Combinator, dan ACE and Company. Sementara investor pendukung lainnya adalah BRI Ventures.
CEO dan Founding Managing Partner Insigna Ventures Yinglan Tan mengungkapkan bahwa pihaknya yakin dengan masa depan teknologi finansial (financial technology/fintech) di Indonesia. Menurutnya, dengan pendanaan tersebut, Payfazz dapat memenuhi kebutuhan mendesak konsumen digital hingga Asia Tenggara.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Dan bersemangat untuk melihat bagaimana Hendra dan tim Payfazz akan membangun di atas portofolio layanan yang sudah digunakan jutaan orang Indonesia,” ungkap dia sebagaimana dilansir dari TechCrunch, Selasa, 7 Juli 2020.
Diketahui, pada September 2018 silam, Payfazz juga memperoleh putaran pendanaan Seri A senilai US$21 juta yang dipimpin oleh Tiger Global.
Strategi Payfazz
Sementara itu, CEO Payfazz Hendra Kwik mengatakan, pihaknya menggunakan jaringan agen keuangan untuk menjangkau pelanggan, khususnya di daerah pedesaan. Dia menegaskan bahwa banyak bank yang tidak membuka cabang di daerah pedesaan.
“Karena tingginya biaya tetap, bank tradisional merasa ekonomis untuk beroperasi hanya di kota dan daerah perkotaan dengan kepadatan tinggi dan lalu lintas pejalan kaki,” kata Hendra.
Saat ini, Payfazz telah memiliki 10 juta pengguna aktif bulanan dan berencana untuk memperluas penawarannya untuk memasukkan lebih banyak produk keuangan digital. Adapun jaringan Payfazz mencakup sekitar 250.000 agen dan sebagian besar agen merupakan toko-toko kecil.
Dalam ekosistemnya, pengguna Payfazz dapat menyetor uang tunai melalui agen. Setoran dapat digunakan sebagai perantara antara bank. Hal ini, ujar Hendra, memungkinkan pengguna Payfazz untuk memiliki saldo yang dapat digunakan membayar telepon, listrik, dan tagihan lainnya.
Hendra mengatakan, Payfazz membangun jaringan agen karena tidak sedikit masyarakan yang melakukan layanan perbankan digital. Disebutkan, agen Payfazz rata-rata toko penjual kebutuhan makanan. Selain itu, agen Payfazz mudah diakses oleh masyarakat di daerah pedesaan dan kota-kota kecil.
“Mereka (agen Payfazz) adalah profil yang sempurna untuk menjadi agen kami karena mereka tersebar di mana-mana dan memiliki jangkauan yang tinggi di daerah pedesaan.”