Gedung PT Hutama Karya (Persero)
Korporasi

Dapat Suntikan Modal Pemerintah Rp50,3 Triliun, Akumulasi Kerugian Hutama Karya Naik jadi Rp 6,5 Triliun

  • Selama periode 2021-2022, pemerintah sebagai pemegang saham penuh telah menggelorkan modal tambahan hingga sekitar Rp50,34 triliun

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) belum bisa lepas dari rapor keuangan merah. Sepanjang tahun 2022, BUMN karya ini mencatat rugi bersih komprehensif senilai Rp1,37 triliun, turun dibandingkan tahun 2021 yang juga rugi Rp2,39 triliun. 

Akibat kerugian itu, akumulasi kerugian Hutama melonjak hingga Rp 6,54 triliun. Kerugian Hutama itu terjadi ketika pemerintah memberikan dukungan finansial penuh ke perseroan. 

Selama periode 2021-2022, pemerintah sebagai pemegang saham penuh telah menggelorkan modal tambahan hingga sekitar Rp50,34 triliun. Dalam catatan 28 Laporan Keuangan Hutama Karya 2022 yang dirilis di Bursa Efek Indonesia pada 28 April 2023 terungkap, bahwa pada bulan Desember 2022 perusahaan telah menerima penambahan penyertaan modal negara (PMN) total senilai Rp31,35 triliun.

Dasar aturan dari tambahan modal itu adalah Peraturan Pemerintah (PP) No 47 tahun 2022 tanggal 8 Desember 2022 dan PP No 60 tahun 2022 tanggal 31 Desember 2022.

Sebelumnya, pada RUPS tanggal 12 Januari 2022 pemerintah lewat kementerian BUMN menaikkan modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan dari Rp33,80 triliun jadi Rp52,80 triliun.

Berdasarkan dokumen perseroan, penambahan modal ditempatkan dan disetor senilai Rp19 triliun itu berasal dari penyertaan modal pemerintah yang diberikan pada tahun 2021.

Sepanjang tahun 2022, Hutama tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp24,20 triliun, naik daripada tahun sebelumnya Rp20,48 triliun.

Sumber pendapatan terbesar berasal dari jasa kontruksi. Di mana pada tahun lalu jasa kontruksi jalan tol berkontribusi sebesar Rp13,01 triliun dan jasa kontruksi Rp6,37 triliun.

Dari bisnis pengoperasian jalan tol, Hutama meraih pendapatan Rp3,30 triliun, sementara penjualan barang dan penjualan serta sewa properti masing-masing Rp1,21 triliun dan Rp310 miliar.

Walaupun pendapatannya naik, tahun 2022 lalu Hutama Karya tercatat membukukan rugi bersih komprehensif senilai Rp1,37 triliun. Besarnya kerugian ini terutama di sebabkan oleh besarnya beban keuangan akibat utang yang menumpuk.

Catatan 34 laporan Hutama Karya mengkonfirmasi total biaya keuangan selama 2022 mencapai Rp3,10 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp3,08 triliun. Beban keuangan terbesar berasal dari pembayaran bunga utang yang mencapai Rp3,03 triliun.