Dari Hal Sepele Jadi Batuk Serius, Bagaimana Mengatasinya dengan Tepat?
- Tidak jarang refleks batuk terjadi karena hal sepele, dari mulai tenggorokan gatal, makanan yang menyangkut di kerongkongan, sampai ketika kita minum atau berbicara terlalu cepat
Rumah & Keluarga
JAKARTA- Meskipun secara umum bukan hal yang perlu dikhawatirkan, batuk tetap tidak bisa disepelekan. Terlebih jika berlangsung lebih dari dua minggu atau terdapat gejala tambahan seperti kesulitan bernapas.
Batuk sebenarnya adalah refleks alami yang berfungsi membersihkan tenggorokan dari lendir atau iritan asing. Terkadang batuk berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dari lendir, serta ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan batuk lebih sering terjadi.
Tidak jarang refleks batuk terjadi karena hal sepele, dari mulai tenggorokan gatal, makanan yang menyangkut di kerongkongan, sampai ketika kita minum atau berbicara terlalu cepat. Namun, selain tercetus dari kejadian yang tampak sepele, batuk juga bisa jadi gejala penyakit yang lebih serius.
Fenomena ini juga terjadi pada Dustin Tiffani, komika kenamaan yang namanya melejit dengan berbagai ciri khasnya yang unik, salah satunya kebiasaan batuk yang sering muncul, yang membuatnya viral dengan sebutan ‘Lord Batuk’. Menariknya, Dustin sendiri sudah beberapa kali memeriksakan kondisinya, namun tidak ada indikasi gangguan kesehatan. “Sudah pernah diperiksa rontgen, ketika dilihat, dokter mengatakan tidak apa-apa,” kata Dustin.
- Top! Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.336,78 Triliun
- Hanya 5 Hari, Transaksi Astra Financial di GIIAS 2024 Hampir Rp1 T
- DPR Usulkan 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merumuskan Kebijakan Cukai 2025
Ini membuat banyak orang penasaran, mengapa Dustin selalu batuk? Ditemui pada kesempatan wawancara daring, dr. Patriotika Ismail, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di RS EMC Cikarang turut mengomentari Dustin Tiffani di Podcast Warung Kopi (PWK) baru-baru ini. Dia menjelaskan batuk yang berlangsung lama, biasanya merupakan gejala dari masalah kesehatan tertentu atau dapat pula disebabkan faktor lingkungan sekitar.
“Paparan polusi, asap rokok, udara dingin, bisa menyebabkan rasa gatal di tenggorokan dan batuk. Apalagi di musim pancaroba seperti sekarang, batuk dapat berasal infeksi virus pada saluran pernapasan, yang biasa dikenal dengan batuk pilek. Pemicunya bisa berasal dari aktivitas di tempat umum, karena daya tahan tubuh menurun dan suhu udara yang dingin,” jelas sosok yang akrab dipanggil dokter Rio tersebut.
Dia lantas menjelaskan bahwa sebagai opsi pertama, segera redakan batuk dengan mengonsumsi obat batuk OTC. Ketika mengalami batuk yang berkepanjangan tanpa gejala lain yang menyertai, segera periksakan untuk cek apakah batuk termasuk batuk psikis atau bukan.
Bisa juga dengan melakukan relaksasi dan meditasi supaya mengurangi rasa stres atau cemas yang dapat menimbulkan batuk. Konsumsi juga makanan yang membuat lebih rileks yang bisa menghangatkan dan melegakan tenggorokan, seperti jahe, peppermint, atau jeruk nipis.
“Namun, agar dosisnya tepat, masyarakat bisa meminum obat batuk OTC dengan kemasan satu dosis, selain lebih aman, juga praktis dan mudah dibawa jika perlu,” jelas dokter Rio.
Secara umum, obat batuk OTC mengandung bahan-bahan yang berfungsi mengencerkan dahak, mengurangi batuk, dan mengurangi alergi atau flu penyebab batuk, seperti guaifenesin, dextromethorphan, dan chlorpheniramine.
Selain itu, obat batuk OTC sekarang juga sudah banyak diformulasikan dengan bahan-bahan yang punya efek meredakan batuk dan menghangatkan tenggorokan seperti jahe, serta kandungan yang melegakan tenggorokan seperti jeruk nipis dan peppermint.
Pertolongan Pertama
Mengonsumsi obat batuk OTC menjadi pilihan bijak karena dapat menjadi pertolongan pertama dan paling cepat dalam mengatasi batuk secara lebih mudah dan praktis. Obat batuk OTC juga bisa didapatkan tanpa resep dokter dan mudah ditemukan di gerai minimarket sampai warung terdekat sehingga bisa dikonsumsi kapan saja dan di mana saja.
Upaya penanganan batuk yang praktis ini bisa mendukung aktivitas tetap lancar, tetap produktif, dan dan gaya hidup aktif tetap bisa dijalankan.
Terpisah dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe menjelaskan swamedikasi memang bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat batuk OTC, namun tetap harus memperhatikan dosis anjuran.
“Formulasi kandungan obat batuk OTC memang dibuat untuk meredakan batuk berdahak maupun kering, dengan mengencerkan cairan dalam batuk berdahak, melawan virus, serta menahan reflek ketika batuk. Konsumsi obat yang direkomendasi yakni 3 kali sehari, 1 sampai 2 sachet untuk dosis orang dewasa,” kata dr. Elizabeth Angelina dalam siaran pers yang diterima TrenAsia.