Dari Jeff Bezos Hingga Keluarga Walton, Miliarder Dunia Kompak Jual Saham Mereka, Ada Apa?
- Selain itu, pemegang saham kaya mungkin sedang memanfaatkan keringanan pajak yang diterapkan selama pemerintahan Trump, untuk mengantisipasi kemungkinan dihilangkannya keringanan tersebut oleh pemerintahan atau Kongres baru setelah pemilihan mendatang.
Dunia
JAKARTA - Jeff Bezos, Leon Black, Jamie Dimon, dan keluarga Walton baru-baru ini menjual saham perusahaan senilai total US$11 miliar atau setara Rp170,5 triliun (asumsi kurs Rp15.500) pada bulan ini, beberapa di antaranya bahkan baru pertama kali melakukannya dan belum pernah menjual kepemilikan saham mereka sebelumnya.
Jeff Bezos menjual saham Amazon senilai US$8,5 miliar atau setara Rp131,75 triliun dalam beberapa transaksi bulan ini. Sementara Jamie Dimon, CEO dan chairman JPMorgan Chase, baru saja menjual saham senilai US$150 juta (Rp2,32 triliun) pekan lalu, ini pertama kalinya dia menjual saham sejak menjabat di bank tersebut 18 tahun yang lalu.
Lalu ada pula Leon Black, pendiri dan mantan CEO Apollo Global Management, baru-baru ini juga melepaskan saham senilai US$172,8 juta (Rp2,68 triliun), yang juga merupakan penjualan saham pertamanya.
- Bisnis Video Game Masih Krisis, Sony Rumahkan 900 Karyawan
- Jaga Stabilitas Harga Beras, BI DIY Sarankan Langkah Ini untuk Pemerintah
- Sah! Jokowi Berikan Gelar Jenderal Kehormatan ke Prabowo
Mark Zuckerberg, pendiri Meta, melakukan puluhan transaksi sejak awal Februari dengan menjual sekitar 1,4 juta saham Meta senilai sekitar US$638 juta atau setara Rp9,87 triliun. Angka ini adalah total dari penjualan sebelumnya yang dia lakukan yaitu 588.200 saham pada November, 688.400 pada Desember, dan 447.200 pada Januari.
Dia menjual hampir US$600 juta (Rp9,3 triliun) dalam tiga bulan menjelang Februari, dan total hasil penjualannya selama empat bulan terakhir mencapai US$1,2 miliar (Rp18,6 triliun).
Trust untuk keluarga Walton, yang mewarisi Walmart, juga menjual saham Walmart senilai US$1,5 miliar (Rp23,25 triliun) bulan ini. Keluarga ini memiliki sekitar 45% saham Walmart, menurut Bloomberg.
Dikutip TrenAsia.com dari Fortune pada Rabu, 28 Februari 2024, banyak dari penjualan ini dilakukan sesuai dengan rencana perdagangan 10b5-1 yang telah dieksekusi oleh para eksekutif pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini.
Rencana ini dibuat sebelumnya sehingga saham secara otomatis dijual oleh broker pada tanggal tertentu atau ketika saham mencapai harga tertentu. Rencana ini diatur untuk dipicu pada waktu ketika eksekutif tidak memiliki informasi material yang tidak publik yang dapat mempengaruhi harga saham dan memberikan perlindungan kepada eksekutif dari potensi tuduhan insider trading oleh regulator.
Penjualan ini terjadi ketika indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi, naik 28% dalam setahun terakhir. Indeks komposit Nasdaq juga naik hampir 40% dalam setahun terakhir.
Leon Black dari Apollo Global Management adalah satu-satunya miliarder di antara mereka yang menjual di luar rencana perdagangan 10b5-1. Juru bicaranya mengatakan bahwa perdagangan ini dilakukan sebagai bagian dari perencanaan pajak dan warisannya serta untuk meningkatkan pertumbuhan kantor keluarganya, Elysium Management.
Penjualan keluarga Walton juga dilakukan tanpa melibatkan rencana perdagangan 10b5-1. Pernyataan keluarga Walton pada tahun 2015 menyatakan bahwa mereka akan menjual saham "dari waktu ke waktu" untuk mengendalikan peningkatan kepemilikan mereka atas raksasa ritel tersebut.
Alan Johnson, seorang konsultan kompensasi yang bekerja dengan perusahaan jasa keuangan, mengatakan bahwa penjualan saham ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa pemilihan dapat mengguncang situasi pada musim gugur nanti.
Jadi, jika seorang eksekutif saat ini memiliki keuntungan lebih dari yang mereka harapkan, mendiversifikasi kepemilikan mereka adalah ide yang baik. Selain itu, pemegang saham kaya mungkin sedang memanfaatkan keringanan pajak yang diterapkan selama pemerintahan Trump, untuk mengantisipasi kemungkinan dihilangkannya keringanan tersebut oleh pemerintahan atau Kongres baru setelah pemilihan mendatang.
"Jika Anda membaca tanda-tanda dan melihat apa yang mungkin terjadi dengan politik kita (Amerika Serikat) dalam satu tahun atau lebih, situasinya cukup baik sekarang, pasar sedang naik," kata Johnson, presiden Johnson Associates.
"Dengan politik kita (Amerika Serikat) dan segala sesuatu yang terjadi secara geopolitik, mungkin tidak akan sebaik sekarang setahun dari sekarang atau dua tahun dari sekarang." lanjutnya.