<p>Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B. Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir saat bertemu Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) MAEDA Tadashi untuk pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia. / Dok. Kemenko Marves</p>
Industri

Dari Jepang, Luhut dan Erick Thohir Bawa Oleh-Oleh untuk SWF Rp57 Triliun

  • Luhut bilang bahwa JBIC siap mendukung pendanaan pada Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang akan segera terbentuk ini senilai US$4 miliar atau setara Rp57 triliun.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

TOKYO – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan komitmen investasi dari Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi untuk pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.

Luhut bilang bahwa JBIC siap mendukung pendanaan pada Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang akan segera terbentuk ini senilai US$4 miliar atau setara Rp57 triliun.

“Nilai ini dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat, the US International Development Finance Corporation (DFC),” ujarnya, dikutip dari keterangan pers KBRI Tokyo, Minggu 6 Desember 2020.

Menko Luhut didamping oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Duta Besar RI Heri Akhmadi melanjutkan lawatan di Tokyo dan melakukan pertemuan maraton dengan Gubernur JBIC serta tidak kurang dari 20 investor potensial Jepang lainnya di bidang finansial dan energi.

Dieksekusi Awal 2021

Sementara itu, Erick Thohir menyampaikan bahwa para investor Jepang sangat mendukung upaya Indonesia meningkatkan profesionalitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset-aset BUMN.

Komitmen yang disampaikan oleh Gubernur JBIC tersebut akan segera ditindaklanjuti di tingkat teknis dan harapannya investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal pertama 2021.

“Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia akan selesai pada pertengahan Desember ini dan tentunya PP tersebut tentunya akan semakin percepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia”, sebut Menteri Erick Thohir.

Ia menyatakan, pihaknya sedang menyiapkan beberapa aset infrastruktur strategis yang sedang dikerjakan BUMN, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan laut. Hal ini sehubungan dengan rencana pendanaan dan kerja sama dengan beberapa lembaga internasional pada awal 2021.

“Indonesia sedang mengalami transformasi besar-besaran, yang mana BUMN bergerak maju menuju tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas yang lebih baik,” imbuhnya.

Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi menyebut, JBIC akan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam master fund SWF Indonesia yang disebut Nusantara Investment Authority (NIA).

“Dukungan dari JBIC dan Pemerintah Jepang tentunya akan memperkuat ikatan kerja sama strategis Indonesia dan Jepang. Serta semakin menarik sektor swasta Jepang lainnya berinvestasi di Indonesia,” tambahnya.

Menko Luhut Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir bertemu dengan Penasehat Perdana Menteri Jepang, IZUMI Hiroto di Kantor Perdana Menteri Jepang. / Dok. Kementerian Marves
Pertemuan dengan Menteri METI Jepang

Dalam kesempatan terpisah, Luhut dan Erick bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Kajiyama Hiroshi.

Luhut menegaskan, komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus berikan kepastian hukum kepada investor Jepang. “Dengan adanya Omnibus Law UU Cipta Kerja, tentunya peraturan perpajakan Indonesia akan semakin baik,” tuturnya.

Sejumlah agenda strategis kerja sama bilateral Indonesia dan Jepang turut diangkat Menko Luhut dalam pertemuan tersebut. Termasuk, komitmen Jepang untuk realisasikan MRT Jakarta Fase 2 secara tepat waktu.

Agenda perubahan iklim juga menjadi pembahasan dalam pertemuan. Jepang berharap Indonesia dapat mendukung target Jepang untuk mencapai “carbon neutral” pada 2050.

“Kami siap dukung pencapaian SDGs Indonesia melalui teknologi Jepang. Proyek Carbon Capture Storage yang tengah dibangun di Gundih, Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk komitmen Jepang,” kata Kajiyama.

Menko Luhut dan Menteri Erick juga dijadwalkan menuju Abu Dhabi dan Arab Saudi pada hari Sabtu, 5 Desember 2020 guna jajaki dukungan untuk pembentukan NIA kepada pihak-pihak terkait lainnya. (SKO)