Dari Korporasi ke Rumah Tangga: Tugu Insurance Bidik Asuransi 3 Juta Rumah
- Tugu Insurance tengah mempelajari pendekatan yang paling cocok, apakah menggunakan skema syariah atau konvensional. Hal ini bergantung pada kompatibilitas dan pihak-pihak terkait, termasuk kemungkinan adanya intermediary dalam proses tersebut.
IKNB
JAKARTA - Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU), Tatang Nurhidayat, mengungkapkan peluang besar perusahaan untuk terlibat dalam program asuransi rumah 3 juta unit yang dicanangkan pemerintah, meskipun Perseroan sendiri sebenarnya lebih fokus kepada segmen korporasi.
Sebagai bagian dari BUMN, Tugu Insurance memiliki tanggung jawab untuk mendukung program pemerintah sekaligus melihat potensi ekonomi dari program tersebut.
“Program 3 juta rumah ini adalah salah satu hal yang kami bidik untuk bisa ikut serta. Karena kita BUMN, tentu fokus kita juga pada program pemerintah. Selain itu, dari segi bisnis, program ini juga punya potensi yang menarik,” ujar Tatang saat media gathering di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.
- AS Kembali ke Energi Fosil, Indonesia Bisa Manfaatkan BRICS untuk Transisi Energi
- Profil Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Terkaya dengan Harta Rp5,4 Triliun
- Resep Javier Milei Bikin Anggaran Argentina Surplus Setelah 14 Tahun Tekor
Strategi Tugu Insurance: Syariah atau Konvensional?
Tugu Insurance tengah mempelajari pendekatan yang paling cocok, apakah menggunakan skema syariah atau konvensional. Hal ini bergantung pada kompatibilitas dan pihak-pihak terkait, termasuk kemungkinan adanya intermediary dalam proses tersebut.
“Ada beberapa opsi. Kalau pembiayaan berasal dari Mandiri atau BRI, misalnya, maka bisa jadi masuknya ke induk, kalau intermediary-nya itu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) atau bank syariah lainnya, akan masuk ke unit usaha syariah (UUS), tapi kalau program ini dilakukan langsung ke pelanggan atau direct to consumer, mungkin programnya akan diberikan ke unit syariah,” papar Tatang.
Lebih lanjut, Tugu Insurance juga mempertimbangkan untuk mempersiapkan infrastruktur yang memungkinkan pelanggan mengakses layanan asuransi secara langsung.
Menurut Tatang, self-service insurance akan menjadi tren ke depan, terutama untuk produk-produk yang mendukung gaya hidup seperti asuransi perjalanan.
Potensi Konsorsium dalam Program Asuransi Rumah
Ketika ditanya mengenai kemungkinan skema konsorsium dalam program ini, Tatang menilai langkah tersebut memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri.
Menurutnya, konsorsium dapat mengikutsertakan lebih banyak pihak dalam program besar seperti ini. Namun, ia juga mencatat bahwa jenis risiko dalam program ini tergolong kecil dan sebenarnya dapat ditangani oleh perusahaan secara individu.
“Konsorsium itu bagus untuk melibatkan banyak pihak, tapi risiko-risiko kecil seperti ini sebenarnya mampu di-handle oleh satu perusahaan saja. Meski begitu, mungkin pertimbangannya adalah bagaimana mengelola kompetisi antar perusahaan atau mengatasi akumulasi risiko jika banyak rumah berada di area yang sama,” kata Tatang.
Selain itu, ia juga menyoroti perubahan definisi rumah yang kini mencakup apartemen. Hal ini membuat cakupan program semakin luas dan memerlukan pengelolaan risiko yang lebih baik.
Baca Juga: Skema Konsorsium Asuransi Disiapkan untuk Perlindungan Total di Program 3 Juta Rumah
Keterlibatan Tugu Insurance dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)
Selain program rumah, Tugu Insurance juga aktif dalam berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Tatang mengungkapkan bahwa perusahaan tidak hanya terlibat, tetapi juga memimpin dalam beberapa proyek di sektor energi.
“Proyek nasional selalu melibatkan kami. Misalnya, dalam sektor energi, kami tidak hanya terlibat, tetapi juga menjadi lead. Banyak proyek energi yang dimulai tahun ini, dan kami berharap kontribusi kami dapat maksimal,” tambahnya.
Proyek-proyek tersebut melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk blok baru yang dikelola bersama Jepang dan Petronas. Tatang mencatat bahwa nilai proyek ini sangat besar dibandingkan dengan blok-blok sebelumnya.
Dukungan dari OJK
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, menjelaskan peran penting industri asuransi dalam mendukung program pemerintah untuk menyediakan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Program ini merupakan bagian dari ekosistem sektor jasa keuangan yang bertujuan memperluas akses perumahan sekaligus memberikan perlindungan menyeluruh kepada konsumen dan kreditur.
Ogi dalam konferensi pers virtual Selasa 14 Januari 2025, mengungkapkan bahwa salah satu kontribusi konkret industri asuransi dalam program ini adalah melalui skema asuransi jiwa kredit (AJK). “Asuransi jiwa kredit memberikan perlindungan kepada debitur jika mereka tidak mampu melanjutkan pembayaran pinjaman untuk rumah tersebut,” kata Ogi.
- Apa Itu Blodpalt, Kuliner Finlandia yang Jadi Makanan Terburuk Dunia 2025
- LK21- Indofilm Ilegal, Berikut Rekomendasi Tempat Nonton Film Legal
- Pembukaan LQ45 Pagi Ini Dipimpin AMRT, ESSA, dan TLKM
Ia menambahkan bahwa premi AJK akan dibundel dengan subsidi pemerintah yang telah dialokasikan untuk proyek ini.
Menurut Ogi, meski premi AJK relatif kecil, skema ini tetap layak diterapkan untuk melindungi 3 juta rumah setiap tahunnya. “Dengan adanya subsidi dari pemerintah, pembayaran premi asuransi jiwa kredit menjadi lebih terjangkau, sehingga debitur dan kreditur sama-sama terlindungi,” jelasnya.
Efisiensi dan Perlindungan Maksimal
Ogi juga menyebutkan pentingnya pembentukan konsorsium asuransi untuk mendukung proyek ini. Konsorsium memungkinkan kerjasama antara berbagai perusahaan asuransi, baik dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) maupun Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI).
“Akan lebih baik jika proyek ini dilakukan secara konsorsium, bukan oleh satu perusahaan saja. Dengan begitu, produk seperti asuransi jiwa kredit, asuransi kebakaran, asuransi banjir, hingga asuransi gempa bumi dapat dibundel untuk melindungi properti,” ujar Ogi.
Selain itu, OJK telah berdiskusi dengan para asosiasi asuransi untuk memastikan keterlibatan perusahaan yang sehat secara finansial. Ogi menegaskan bahwa hanya perusahaan asuransi dengan kondisi keuangan yang baik yang akan dilibatkan dalam konsorsium ini.
Perlindungan untuk Proyek dan Konsumen
Selain perlindungan bagi konsumen, industri asuransi juga berperan dalam menjaga kelangsungan proyek pembangunan rumah. Hal ini dilakukan melalui produk seperti surety bond yang memberikan jaminan kepada kontraktor selama proses pembangunan.
“Perusahaan asuransi atau penjaminan bisa memberikan produk yang mendukung proyek ini, termasuk melindungi proyek dari risiko yang mungkin terjadi selama pembangunan. Dengan begitu, ekosistem perlindungan dapat tercipta dari awal hingga akhir proyek,” kata Ogi.