Dari Rp347 M, Tabungan di Krom Bank Melesat Jadi Rp2,2 T dalam Kurun 9 Bulan
- Pertumbuhan DPK ini didominasi oleh peningkatan tabungan dan deposito. Tabungan Krom Bank tercatat tumbuh 596% ytd, dari Rp 43,3 miliar menjadi Rp 301,5 miliar.
Perbankan
JAKARTA – Kinerja keuangan PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) diwarnai oleh kenaikan signifikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 541% sepanjang tahun, dari Rp347,5 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp2,22 triliun di akhir September 2024.
Pertumbuhan DPK ini didominasi oleh peningkatan tabungan dan deposito. Tabungan Krom Bank tercatat tumbuh 596% ytd, dari Rp 43,3 miliar menjadi Rp 301,5 miliar.
Sementara itu, deposito meningkat 543% year-to-date, dari Rp 298,5 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp1,92 triliun per September 2024. Selain itu, produk giro juga naik 15,62%, dari Rp5,7 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp6,7 miliar pada September 2024.
- Pembiayaan Lender Fintech Lending Anjlok, OJK dan AFPI Soroti Masalah Tata Kelola
- PT BJA Sumbang Devisa Ekspor Terbesar di Gorontalo
- Peran Tom Lembong Selamatkan BCA dari Krismon
Kinerja Positif dengan Manajemen Likuiditas yang Kuat
Hingga September 2024, Krom Bank berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp107,13 miliar, meningkat 9,54% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan, menekankan bahwa keberhasilan ini didorong oleh manajemen likuiditas yang kokoh serta strategi pertumbuhan yang matang.
“Kinerja Krom Bank hingga kuartal III 2024 berhasil dipertahankan berkat pengelolaan likuiditas yang baik dan strategi pertumbuhan yang kuat. Dengan fokus pada inovasi digital dan penyediaan layanan yang sesuai kebutuhan, Krom Bank siap terus meningkatkan daya saing dan kepercayaan nasabah serta pemegang saham untuk mengukuhkan posisinya sebagai bank digital terdepan di Indonesia,” ujarnya melalui pengumuman tertulis yang diterima TrenAsia, dikutip Rabu, 6 November 2024.
Baca Juga: Saham Bank Himbara Merah Usai Prabowo Teken Aturan Hapus Utang UMKM, Investor Cemas?
Kenaikan Total Aset dan Rasio CAR yang Kokoh
Total aset Krom Bank juga mengalami peningkatan sebesar 56,48% sepanjang tahun ini, dari Rp3,63 triliun di akhir 2023 menjadi Rp5,69 triliun per September 2024.
Peningkatan aset ini terutama dipicu oleh lonjakan penyaluran kredit yang mencapai 113,89%, dari Rp1,68 triliun di akhir 2023 menjadi Rp3,25 triliun pada September 2024.
Dalam menjaga kestabilan struktur permodalannya, Krom Bank mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 101,38%, yang menggambarkan kapasitas bank untuk mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan.
Untuk mendukung ekspansi usaha, Krom Bank akan terus meningkatkan penyaluran kredit, dengan mengalokasikan modal pada pinjaman dan investasi yang berpotensi menguntungkan.
Langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bank sembari menjaga rasio CAR di level yang sehat dan memadai.
- Prospek dan Kinerja DAAZ yang Mau IPO, Siap Ekspansi Bisnis Tambang Terintegrasi
- SRIL Pailit, Bagaimana Nasib 45 Ribu Pemegang Saham?
- Arcandra Tahar: Kebutuhan Minyak Dunia akan Terus Meningkat, Konsumsi Batu Bara Tetap Dominan
Rencana Penguatan Modal dan Sinergi dengan Kredivo di Tahun 2025
Sejalan dengan pencapaian positif hingga kuartal III 2024, Krom Bank telah menyusun strategi untuk tahun 2025. Salah satu fokus utama adalah memperkuat modal dan menjalin sinergi dengan Kredivo, yang merupakan Pemegang Saham Pengendali Terakhir (Ultimate Shareholder) dari Krom Bank. Sinergi ini diharapkan dapat memperkaya kolaborasi produk serta layanan yang adaptif terhadap kebutuhan digital nasabah.
“Kami akan terus menjalankan manajemen bisnis yang disiplin untuk mencapai target hingga akhir tahun 2024 dengan menjaga likuiditas yang sehat dan permodalan yang kuat. Ke depan, Krom Bank akan terus menghadirkan berbagai inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah,” tambah Anton.
Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Krom Bank sebagai salah satu bank digital unggulan di Indonesia. Rencana strategis yang matang ini tidak hanya ditujukan untuk menjaga pertumbuhan jangka pendek, namun juga untuk membangun fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan industri keuangan di era digital.