logo
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Data Inflasi dan Tarif Trump Jadi Sentimen IHSG Pekan Ini, ADMR dan LSIP Layak Disorot

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melaju di jalur positif pada pekan ini, 10-14 Maret 2025. Pergerakan ini didorong oleh tiga sentimen global yang dapat mempengaruhi investor di pasar modal Indonesia.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melaju di jalur positif pada pekan ini, 10-14 Maret 2025. Pergerakan ini didorong oleh tiga sentimen global yang dapat mempengaruhi investor di pasar modal Indonesia.

Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) hingga PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan. Kedua emiten ini diproyeksikan mendapatkan manfaat dari sentimen global yang berkembang, terutama dalam sektor komoditas dan kebijakan perdagangan internasional.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, tiga faktor utama yang mempengaruhi IHSG adalah perkembangan tarif Donald Trump, data inflasi AS yang akan dirilis pada 12 Maret, serta harga crude palm oil (CPO).

Ketidakpastian ini berpotensi membuat investor lebih berhati-hati. “Jika kebijakan tarif Trump semakin tidak jelas atau bersifat maju-mundur, maka ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan semakin menekan kekhawatiran pasar,” ujar Imam dalam risetnya,  dikutip pada Senin, 10 Maret 2025.

Sementara itu, data inflasi AS yang akan dirilis juga menjadi perhatian utama. Konsensus memperkirakan inflasi AS berada di angka 2,9% (yoy), lebih rendah dibanding Januari yang sebesar 3%. Inflasi inti diperkirakan turun menjadi 3,2% (yoy) dari sebelumnya 3,3%.

“Data ini sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk melihat arah kebijakan The Fed ke depan,” tambah Imam. Jika inflasi menunjukkan tren penurunan, maka peluang pemangkasan suku bunga bisa semakin besar, memberikan sentimen positif bagi pasar saham global.

Harga CPO mengalami penguatan lebih dari 3% pada akhir pekan lalu. Kenaikan ini disebabkan oleh serangan hama di perkebunan sawit di Malaysia serta faktor cuaca yang menyebabkan banjir, sehingga berpotensi menekan pasokan CPO global.

“Pada 11 Maret 2025, data stok CPO dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) juga akan dirilis,” kata Imam. Jika data menunjukkan penurunan stok, harga CPO berpotensi melanjutkan penguatannya, memberikan sentimen positif bagi emiten terkait.

Di dalam negeri, sentimen positif datang dari rencana pemerintah meningkatkan mandatori biodiesel menjadi 50% (B50) pada tahun 2026, naik dari 40% saat ini. Kebijakan ini bertujuan mengurangi impor bahan bakar fosil serta menekan emisi karbon nasional.

Namun, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan B50, kapasitas produksi biodiesel harus ditingkatkan sebesar 4 juta kiloliter. Saat ini, kapasitas terpasang produksi biodiesel di Indonesia mencapai 19,6 juta kiloliter.

“Peningkatan mandatori B50 diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) domestik secara signifikan,” jelas Imam. Hal ini juga berpotensi mempengaruhi harga CPO global akibat berkurangnya pasokan untuk ekspor.

Rekomendasi Saham

Dalam menghadapi pergerakan pasar pekan ini, Imam merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi mengalami penguatan. Saham-saham tersebut adalah INCO, ADMR, dan LSIP, yang berkaitan dengan komoditas dan kebijakan global.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Imam merekomendasikan strategi buy on breakout untuk saham INCO dengan entry point di level 3.160 dan target 3.400. Stop loss ditetapkan di bawah 3.040. Stimulus China berpotensi meningkatkan permintaan nikel di sektor manufaktur.

Selain itu, emiten bersandikan ADMR disarankan strategi buy on pullback disarankan dengan entry point di kisaran 860 – 885, target di 950, dan stop loss di bawah 830. ADMR sebagai emiten batu bara metalurgi akan diuntungkan dengan besarnya stimulus dari China.

Selain itu, keluarnya AS dari Just Energy Transition Partnership (JETP) berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap harga batu bara. Hal ini bisa meningkatkan prospek bagi perusahaan yang bergerak di sektor batu bara metalurgi seperti ADMR.

LSIP direkomendasikan dengan strategi buy on pullback. Entry point berada di kisaran 1.080 – 1.100 dengan target 1.160 dan stop loss di bawah 1.055. Kenaikan harga CPO akibat gangguan pasokan menjadi sentimen positif bagi emiten ini.

Meningkatnya permintaan menjelang Ramadan juga memberikan dampak tambahan bagi LSIP. “Potensi berlanjutnya penguatan harga CPO akibat gangguan pasokan serta meningkatnya permintaan menjelang Ramadan memberikan sentimen positif bagi emiten CPO, termasuk LSIP,” pungkas Imam.