Data Ketenagakerjaan AS Membaik, Nilai Kurs Rupiah Berpotensi Tertekan Hari Ini
- Dikutip dari data Bloomberg, Senin, 10 Oktober 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 24 poin di level Rp15.275 perdolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi untuk melemah hari ini seiring dengan data ketenagakerjaan negeri Paman Sam yang membaik.
Dikutip dari data Bloomberg, Senin, 10 Oktober 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 24 poin di level Rp15.275 perdolar AS.
Pada perdagangan Jumat, 7 Oktober 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 71 poin di posisi Rp15.251 perdolar AS.
- Dampak Perubahan Iklim (Serial 5): Menakar Peran Perusahaan Terapkan Ekonomi Hijau
- Tarif Baru Integrasi, Gunakan MRT, LRT, dan TransJakarta Hanya Rp10.000
- Kirimkan Komponen Pembangkit Listrik, Barata Indonesia Siap Rampungkan Pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN)
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai kurs rupiah hari ini berpotensi tertekan lagi setelah perilisan data tenaga kerja AS pada Jumat malam.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data non-farm payrolls atau NFP (tingkat tenaga kerja selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nonprofit) naik sebanyak 263.000 pada September.
Sementara itu, tingkat pengangguran di AS turun 3,5% ke level terendah dalam lima tahun terakhir menurut data yang dirilis pada pekan lalu.
Kenaikan non-farm payrolls ini lebih tinggi dari proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg yang memprediksi pertumbuhan NFP sebanyak 255.000 dan tingkat pengangguran sebesar 3,7%.
Menurut Ariston, dengan membaiknya pasar tenaga kerja AS, bank sentral The Federal Reserve (The Fed) pun menjadi lebih berpotensi untuk mengerek suku bunga yang agresif karena pertumbuhan ekonomi yang terindikasi tetap membaik seiring dengan pengetatan moneter yang didorong untuk meredam inflasi.
"Kondisi ketenagakerjaan yang bagus ini menopang pertumbuhan ekonomi dan ini akan memberikan dukungan bagi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif hingga akhir tahun untuk mengendalikan inflasi," ujar Ariston kepada TrenAsia, Senin, 10 Oktober 2022.
- Tesla Pamerkan Robot Manusia 'Optimus', Ini Kelebihannya
- Elon Musk Dikabarkan Menyerah, Saham Twitter Melonjak 23 Persen
- Waspada! Inilah 7 Pekerjaan yang Akan Hilang di Masa Depan
Sementara itu, ancaman resesi global pun masih memberikan tekanan pada perekonomian dalam negeri yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pergerakan nilai kurs rupiah.
Menurut Ariston, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp15.300 perdolar AS dengan potensi support di Rp15.230 perdolar AS.