<p>ilustrasi// Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Pasar Modal

Data Tenaga Kerja AS Masih Mendorong Penguatan Dolar AS, Ekonomi China Tahan Tekanan Terhadap Rupiah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 9 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 39 poin di posisi Rp14.749 per-dolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada April 2023 masih menjadi faktor yang mendorong penguatan US dollar sementara perkembangan ekonomi China bisa menahan tekanan terhadap nilai kurs rupiah.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 9 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 39 poin di posisi Rp14.749 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 8 Mei 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 32 poin di level Rp14.710 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai kurs rupiah berpotensi melemah pada perdagangan hari ini karena adanya perubahan ekspektasi pelaku pasar terhadap kebijakan moneter dari The Federal Reserve (The Fed).

Data yang dirilis Biro Tenaga Kerja AS menunjukkan nonfarm payroll mencapai 253.000 pada April 2023, jauh di atas ekspektasi pelaku pasar yang memprediksi 180.000.

"Data tenaga kerja AS yang membaik masih menjadi pendorong penguatan dolar AS terhadap rupiah," ujar Ariston kepada TrenAsia, Selasa, 9 Mei 2023.

Ariston mengatakan pula bahwa pasar saat ini masih menanti data-data ekonomi AS lainnya, termasuk data inflasi yang akan dirilis besok, Rabu, 10 Mei 2023 waktu setempat.

Data inflasi terbaru dari negeri Paman Sam dapat menjadi acuan bagi pelaku pasar untuk mengarahkan ekspektasinya terkait suku bunga The Fed untuk ke depannya.

Tidak hanya data tenaga kerja AS yang membaik, penurunan cadangan devisa Indonesia pada April 2023 pun mengindikasikan permintaan dolar AS yang tinggi dan memberikan tekanan kepada rupiah.

Akan tetapi, data neraca perdagangan China dikatakan Ariston dapat menjadi pendorong rupiah karena negeri Tirai Bambu adalah mitra dagang yang besar untuk Indonesia.

Data yang menunjukkan kenaikan ekspor dan impor mengindikasikan ekonomi China tengah bertumbuh dan dapat mendorong penguatan kurs rupiah.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp14.750 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.680 per-dolar AS.