<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Finansial

Data Tenaga Kerja AS Masih Solid, Rupiah Berpotensi Jatuh di Awal Pekan

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 4 September 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 3 poin di posisi Rp15.245 per-dolar AS.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpotensi jatuh pada perdagangan hari ini karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih cukup solid.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 4 September 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 3 poin di posisi Rp15.245 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 1 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 17 poin di level Rp15.242 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Aristone Tjendra memproyeksikan nilai kurs rupiah akan melemah hari ini karena perilisan data tenaga kerja AS pada akhir pekan lalu.

Pada Agustus 2023, nonfarm payroll (NFP) AS mencatat tambahan 187.000 pekerjaan, yang mana kenaikan tersebut lebih tinggi dari 157.000 pada bulan sebelumnya dan melampaui ekspektasi pasar yang memprediksi tambahan sebanyak 170.000 pekerjaan.

"Data tenaga kerja yang masih solid bisa menaikkan lagi inflasi karena meningkatnya daya belanja," ujar Ariston kepada TrenAsia, Senin, 4 September 2023.

Data NFP ini menjadi suatu acuan yang sangat penting dalam membaca arah kebijakan The Fed. Bahkan, pada akhir pekan lalu, rupiah pun ditutup melemah karena pasar diduga tengah mengambil ancang-ancang sebelum data NFP ini dirilis pada Jumat (1 September 2023) malam.

Dengan potensi kenaikan inflasi akibat ketenagakerjaan yang masih kuat, maka bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) pun memiliki alasan tambahan untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Namun, jika menilik data CME FedWatchTool, 93% pasar meyakini The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5,25%-5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan ini.

Ekspektasi pun berkembang di pasar bahwa The Fed baru akan menaikkan lagi suku bunganya pada bulan November.

Sementara itu, 7% pelaku pasar memandang masih ada potensi bagi The Fed untuk mengerek suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC September.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.280 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.220-Rp15.200 per-dolar AS.