Data Tenaga Kerja AS Melambat, Rupiah Diramal Menguat
- Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini diprediksi menguat ke level Rp14.200-Rp14.230 per dolar Amerika Serikat.
Pasar Modal
JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini diprediksi menguat ke level Rp14.200-Rp14.230 per dolar Amerika Serikat (AS). Lambatnya pemulihan ketenagakerjaan di AS disebut analis menjadi sentimen utama penguatan rupiah pada hari ini.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengungkap ekonomi Negeri Paman Sam masih tertahan untuk mengalami pertumbuhan pesat. Hal ini tercermin dari data tenaga kerja AS, non farm payrolls (NFP) yang berada jauh di bawah ekspektasi pasar.
“Jumat pekan lalu data tenaga kerja AS, NPF jauh di bawah ekspektasi pasar sehingga memberikan keraguan ke pasar soal waktu pelaksanaan kebijakan pengetatan moneter AS ke depan,” ujar Ariston kepada TrenAsia.com, Senin, 6 September 2021.
- IHSG Terkonsolidasi di Awal Pekan, Rekomendasi Saham Mirae: ERAA, ABBA, dan FREN
- IHSG Konsolidasi, Unilever (UNVR) Sudah Layak Dikoleksi?
- Alhamdulillah, PPKM Surabaya Turun Jadi Level 2
Mengutip Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan NFP hanya naik 235.000 per Agustus 2021. Angka ini merosot dibandingkan Juli 2021 yang mencapai 1,05 juta.
Meski tingkat pengangguran berkurang ke level 5,2%, namun ekonomi AS dinilai pasar masih perlu disuntik stimulus oleh The Fed. Angka NFP itu berselisih jauh dibandingkan survei Bloomberg yang memprediksi kenaikan NPF mencapai 733.000 pada bulan lalu.
Kekhawatiran akan varian Delta, kata Ariston, menjadi pemicu pelaku usaha di AS masih berhati-hati melakukan peningkatan produksi. Hal ini berimplikasi terhadap angka lapangan pekerjaan yang masih terbatas di Negeri Paman Sam.
Di sisi lain, perbaikan kondisi COVID-19 di dalam negeri semakin memikat pelaku pasar. Ariston menilai sentimen tersebut turut berkontribusi terhadap peluang penguatan rupiah.
“Ditambah dengan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia yang terus membaik juga membantu memberikan sentimen positif ke rupiah. Potensi penguatan ke kisaran Rp14200-Rp14230 dengan potensi resisten di Rp14300 per dolar AS,” tegas Ariston.
Pada Minggu, 5 September 2021, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 mencatat ada tambahan 5.403 kasus terkonfirmasi COVID-19 baru. Satgas COVID-19 juga mencatat ada tambahan 10.191 kasus sembuh baru dan 392 kasus meninggal.
Dengan demikian, total kasus COVID-19 di Indonesia telah mencapai 4,12 juta kasus. Dengan jumlah kasus sembuh mencapai 3,8 juta dan 135.000 kasus meninggal.
Adapun angka vaksinasi dosis pertama di Indonesia telah mencapai 66,78 juta per 5 September 2021. Sebanyak 38,22 juta orang di antaranya telah menerima dosis kedua vaksin COVID-19.