Ilustrasi perdagangan aset kripto
Fintech

Daya Tarik dan Tantangan Industri Kripto di Tengah Pertumbuhan yang Pesat

  • Berdasarkan data, jumlah investor aset kripto meningkat sebanyak 7,76 juta, lebih banyak dibandingkan dengan investor saham yang tercatat sebanyak 12,4 juta investor.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pertumbuhan industri kripto di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Per April 2024, jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 20,16 juta orang. Selama periode yang sama, transaksi kripto juga mencapai Rp155,84 triliun. 

Robby, Chief Compliance Officer (CCO) Reku dan Ketua Umum Aspakrindo-ABI, menyatakan bahwa industri kripto kini semakin kompetitif seiring dengan perkembangan instrumen investasi konvensional di Indonesia, seperti saham. 

Berdasarkan data, jumlah investor aset kripto meningkat sebanyak 7,76 juta, lebih banyak dibandingkan dengan investor saham yang tercatat sebanyak 12,4 juta investor. 

Volume transaksi bursa saham Indonesia juga mengalami penurunan sejak tahun lalu, mendekati volume transaksi lima tahun lalu pada 2019 akibat dampak ekonomi global saat ini. 

"Di sisi lainnya, volume transaksi kripto di Indonesia terus meningkat. Ini menunjukkan minat masyarakat terhadap aset kripto dapat bersaing secara sehat dengan instrumen yang hadir jauh sebelum aset kripto diperjualbelikan di Indonesia," ujar Robby pada acara Reku Finance Flash, 28 Mei 2024. 

Daya Tarik Aset Kripto 

Robby menambahkan, karakteristik dan pertumbuhan aset kripto menjadi daya tarik bagi masyarakat. Pasar kripto yang beroperasi 24 jam memungkinkan transaksi kapan saja dengan likuiditas tinggi. 

Ekosistem kripto juga telah lengkap dengan kehadiran Self Regulatory Organization (SRO) seperti Bursa, Kliring, Kustodian, serta telah terlegitimasi pajak. Menurut Robby, hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memprioritaskan perlindungan investor. 

Tantangan Industri Kripto 

Namun demikian, Robby menjelaskan bahwa industri kripto di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama kurangnya literasi tentang inklusivitas aset kripto. 

Hal ini tercermin dari hasil riset yang dilakukan Reku kepada 300 responden di Jawa-Bali mengenai alasan masyarakat belum berinvestasi kripto. 

Berdasarkan hasil riset tersebut, alasan utama masyarakat belum berinvestasi kripto adalah tingginya risiko (44%), disusul dengan ketidakpahaman mengenai fundamental (40%), ketidakfamiliaran dengan aset kripto (35%), banyaknya isu negatif (34%), dan fluktuasi harga yang tajam (31%). 

“Ini menunjukkan bahwa aset kripto masih dianggap sebagai instrumen yang hanya cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi. Padahal, setiap aset kripto memiliki karakteristiknya masing-masing,” jelas Robby. 

Dia menambahkan terdapat aset kripto dengan fluktuasi yang tergolong landai sehingga cocok untuk investor dengan profil risiko menengah. Ada juga strategi yang bisa dimanfaatkan investor jangka panjang, misalnya staking sehingga ini tergantung bagaimana kita menemukan kecocokan aset kripto dengan profil risiko dan tujuan investasi.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi BAPPEBTI, Tirta Karma Sanjaya, menyampaikan pentingnya melakukan riset sendiri sebelum berinvestasi dan memastikan memilih platform legal yang terdaftar di Bappebti serta menggunakan uang dingin sebelum mengambil keputusan. 

Tirta menyampaikan, regulator yang mengatur industri kripto memiliki misi yang sama, yaitu agar masyarakat dapat bertransaksi kripto dengan aman dan nyaman. 

Di Bappebti, ada juga Komite Aset Kripto yang berperan sebagai salah satu motor penggerak industri kripto agar berjalan sesuai peraturan. 

Komite ini terdiri dari Bappebti, kementerian dan lembaga terkait, bursa aset kripto, lembaga kliring aset kripto, asosiasi di bidang aset kripto, akademisi, praktisi, dan asosiasi terkait. 

Namun, Tirta menambahkan bahwa perlindungan investor akan sulit dilakukan jika masyarakat tidak berinvestasi pada platform yang terdaftar di Bappebti. 

"Oleh karena itu. Bappebti terus menghimbau masyarakat untuk berinvestasi pada platform yang terdaftar di Bappebti supaya bisa mendapatkan perlindungan yang sesuai. Selain itu, tetap utamakan riset sebelum mengambil keputusan. Terutama saat kondisi pasar kripto berada pada potensi reli," ungkap Tirta. 

Potensi setelah Halving Bitcoin 

Mengenai potensi pasar kripto, Michael Wyann, Research Analyst Reku dan Web3 Educator, menjelaskan bahwa secara historis, Bitcoin mengalami reli dalam rentang waktu 1-6 bulan setelah halving. Biasanya, hal ini diikuti oleh munculnya Altcoin Season atau Altseason. 

"Altseason terjadi saat altcoin mencatatkan performa yang jauh lebih baik dibandingkan Bitcoin. Kemunculan Altcoin dapat dilihat dari sejumlah indikator, seperti volume transaksi Altcoin. Biasanya, setelah altcoin mengalami penurunan, akan kembali stabil dan pulih. Indikator selanjutnya adalah ketika momentum Bitcoin mulai melemah, serta optimisme investor terhadap Altseason," jelas Michael. 

Michael mengatakan, di tengah potensi dan optimisme Altseason saat ini, investor perlu mengoptimalkan momentum dengan cermat. 

Menurut Michael, sebelum kenaikan harga altcoin muncul, ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk berinvestasi atau trading di harga yang lebih rendah. 

Strategi yang bisa dilakukan, terutama untuk investor pemula dan konservatif, adalah dengan berinvestasi rutin atau menggunakan metode Dollar Cost Averaging (DCA). Dengan cara ini, investor bisa berinvestasi dengan nominal tertentu dan mendapatkan harga rata-rata yang menarik. 

Selain itu, saat ini investor tidak perlu menghitung secara manual untuk mengetahui estimasi laba/rugi karena sudah tersedia fitur Portfolio Analysis di Reku. 

Bagi trader, situasi menjelang Altseason dapat dimanfaatkan dengan menyusun strategi trading yang lebih agresif seperti day trading atau swing trading untuk memanfaatkan volatilitas pasar demi meraih keuntungan cepat. 

"Selain itu, memperhatikan analisis teknikal dan sentimen pasar juga dapat membantu traders mengambil keputusan yang strategis. Traders juga dapat memposisikan portofolio kripto-nya di dalam narasi yang tepat, sebab penting untuk mengikuti tren dan perkembangan terbaru di pasar, demi memastikan bahwa alokasi aset para traders sudah sesuai dengan proyek dan koin yang memiliki potensi pertumbuhan di masa depan," jelas Michael.