<p>Manajemen PT DCI Indonesia Tbk (DCII) saat seremonial pencatatan perdana saham (IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) / Dok. Perseroan</p>
Pasar Modal

DCII Meroket ke Jajaran Big Caps, Harga Saham Termahal Kalahkan GGRM dan BBCA

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) pada Rabu, 16 Juni 2021. Setelah suspensi dicabut, saham DCII kembali melesat dan menjadikan kapitalisasi pasarnya tembus Rp100 triliun lebih sekaligus menjadi saham paling mahal di BEI.

Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) pada Rabu, 16 Juni 2021. Setelah suspensi dicabut, saham DCII kembali melesat dan menjadikan kapitalisasi pasarnya tembus Rp100 triliun lebih sekaligus menjadi saham paling mahal di BEI.

Melansir data perdagangan BEI, saham DCII ditutup melesat 17,41% hingga auto reject atas (ARA) ke level harga Rp59.000 per lembar pada perdagangan Rabu, 16 Juni 2021. Bahkan, kapitalisasi pasar DCII saat ini telah mencapai Rp140,64 triliun, sekaligus menjadikannya salah satu jajaran emiten big caps.

Harga saham DCII saat ini juga yang termahal di pasar modal Indonesia. Saham emiten data center tersebut berhasil menggeser posisi harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang berada pada harga Rp35.650 per lembar, serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada level harga Rp31.925 per saham.

Harga saham DCII telah meroket hingga 13.947% dibandingkan dengan harga penawaran umum perdananya, sebesar Rp420 per lembar saham. Yang tak habis pikir, peningkatan tersebut terjadi hanya dalam jangka waktu kurang dari enam bulan semenjak perseroan melantai di BEI pada 6 Januari 2021.

Kenaikan harga saham DCII yang liar ini disinyalir karena adanya efek borong saham yang dilakukan konglomerat Bos Grup Indofood, Anthoni Salim pada 31 Maret 2021. Ia telah membeli sekitar 192,74 juta lembar saham DCII pada harga Rp5.277.

Pada saat itu, Anthoni Salim merogoh kocek sekitar Rp1,01 triliun. Nilai tersebut tak sebanding dengan keuntungan yang dirasakannya saat harga saham DCII telah berlipat ganda saat ini. Melalui aksi tersebut, Anthoni Salim berhasil menambah porsi kepemilikan sahamnya di DCII dari 3,03%, menjadi 11,12%.

Sebelumnya, BEI sempat menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham DCII pada Selasa, 15 Juni 2021 dalam rangka cooling down. Bursa menilai harga saham DCII telah melonjak di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA). (SKO)