Deadline Bauran Energi Makin Dekat, Pemerintah “Lari” Pakai Smart Grid
JAKARTA – Kurang dari lima tahun lagi pemerintah harus merampungkan target pemenuhan energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025. Untuk mempercepat akselarasinya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanfaatkan penggunaan smart grid atau listrik pintar. “Pemanfaatan smart grid dapat meningkatkan penetrasi pada pembangkit EBT terutama Variabel Renewable […]
Industri
JAKARTA – Kurang dari lima tahun lagi pemerintah harus merampungkan target pemenuhan energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025.
Untuk mempercepat akselarasinya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanfaatkan penggunaan smart grid atau listrik pintar.
“Pemanfaatan smart grid dapat meningkatkan penetrasi pada pembangkit EBT terutama Variabel Renewable Energy (VRE) di sistem ketenagalistrikan,” kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 24 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Arifin, smart grid tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keandalan sistem ketenagalistrikan, tapi juga mengurangi bahkan mencegah pemadaman (black out).
Dengan meminimalisasi pemadaman, smart grid dapat menghasilkan aksesibilitas yang lebih baik ke jaringan hingga mempercepat proses pemulihan gangguan.
Smart grid juga dapat mengurangi susut (losses) pada jaringan distribusi serta dapat digunakan sebagai langkah dalam pengembangan distributed generation.
Tak lupa, manfaat lainnya adalah meningkatkan integrasi energi terbarukan dalam skala yang besar dan mampu menurunkan tarif listrik dengan mengendalikan beban puncak listrik.
Perkembangan Smart Grid
Saat ini, pengembangan tahap pertama smart grid di Pulau Jawa telah dilaksanakan di Jakarta dan Surabaya.
Di Jakarta, ada Digital Substation Sepatan II, Digital Substation Teluk Naga II, Realibility Efficiency Optimization Center, Platform E-mobility Electric Vehicle Charging Station, dan Advance Metering Infrastructure.
Sementara, di Surabaya terdapat Remote Engineering, Monitoring, Diagnostic & Optimization Centre. Adapun, pengembangan smart grid di luar Pulau Jawa telah dilaksanakan di Pulau Selayar, Tahuna, Medang, Semau, Bali Eco Smart Grid-Lora, Smart Micro Grid-Sumba Green Island.
Arifin berharap smart grid juga memungkinkan adanya partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik berbasis sumber energi setempat.
Sebagaimana diketahui, Indonesia terikat komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dalam Paris Agreement. Adapun target energi terbarukan nasional sebesar 23% pada 2025 dan 29% pada 2030.
Rinciannya, emisi karbon di sektor kehutanan ditargetkan turun 17,2%, sektor energi 11%, sektor limbah 0,32%, sektor pertanian 0,13%, serta sektor industri dan transportasi 0,11%.