THAAD
Tekno

Debut Tempur di Uni Emirat Arab, THAAD Cegat Rudal Houthi

  • Serangan terhadap sejumlah fasilitas di Uni Emirat Arab pada Senin 17 Januari 2022 ternyata menjadi debut tempur dari Sistem Terminal High Altitude Area Defense atau THAAD.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

ABU DHABI-Serangan terhadap sejumlah fasilitas di Uni Emirat Arab pada Senin 17 Januari 2022 ternyata menjadi debut tempur dari Sistem Terminal High Altitude Area Defense atau THAAD. 

Sistem pertahanan rudal berharga miliaran dolar yang dikembangkan Amerika Serikat dan digunakan oleh Uni Emirat Arab tersebut digunakan untuk mencegat sebuah rudal balistik selama serangan mematikan oleh gerilyawan Houthi di Abu Dhabi.

Menurut dua sumber yang tidak disebutkan namanya yang dikutip Defense News Sabtu 21 Januari 2022, THAAD  yang dibangun Lockheed Martin menjatuhkan rudal balistik jarak menengah yang digunakan untuk menyerang fasilitas minyak Emirat di dekat Pangkalan Udara Al-Dhafra. Sebuah pangkalan yang  menampung pasukan Amerika dan Prancis.

Duta besar UEA untuk Amerika Serikat, Yousef Al Otaiba mengatakan serangan itu menggunakan rudal jelajah, rudal balistik, dan drone serta menewaskan tiga warga sipil dan melukai enam lainnya. Beberapa rudal berhasil dicegat tetapi beberapa yang lain lolos hingga menimbulkan korban dan kerusakan.

UEA adalah anggota kunci koalisi pimpinan Saudi yang memasuki perang saudara Yaman pada 2015. Perang dideklarasikan  setelah Houthi menguasai ibu kota Yaman, Sanaa tahun sebelumnya dan menggulingkan presiden negara itu dari kekuasaan. Meskipun UEA telah menarik sebagian b­­­­esar telah menarik pasukannya, negara tersebut tetalh terlibat dan perang dan mendukung milisi local.

Komando Pusat Amerika pada hari Jumat 21 Januari 2022 mengkonfirmasi adanya ancaman masuk dan memaksa personel militer Amerika di Al-Dhafra untuk berlindung ke dalam bunker selama sekitar 30 menit pada Minggu malam. Para kru diarahkan untuk menutup peralatan pelindung mereka selama 24 jam setelahnya.

“Situasi all clear dinyatakan aman pada pukul 21.27 dan tidak ada dampak pada misi,” kata Kapten Bill Urban juru bicara komando.

THAAD yang dirancang untuk melawan rudal balistik jarak pendek, menengah dan jauh awalnya dikembangkan pada 1990-an. Sistem ini harus berjuang keras dengan sejumlah masalah dalam pengujian awal. Tetapi kemudian memiliki rekam jejak keandalan yang konsisten dalam tes sejak Lockheed Martin pada tahun 2000 memenangkan kontrak pengembangan untuk mengubah THAAD menjadi mobile tactical army fire unit.

Pada 2019, Badan Pertahanan Rudal telah menunjukkan kemampuan sistem THAAD untuk menembakkan pencegat dari jarak jauh setelah 16 tes pencegatan yang berhasil berturut-turut. THAAD mampu mencegat rudal pada jarak 150 - 200 km dan ketinggian 25 km.

Sistem pertahanan anti-rudal ini  dimaksudkan untuk melengkapi Patriot yang mulai beroperasi pada tahun 1982. Perlu pada tahun 1991 sistem pertahanan udara Patriot digunakan di Teluk Persia untuk melawan rudal balistik Scud Irak. Meski dinilai sukses dalam perang tersebut, namun kemampuan PAC-2 dinilai tidak akan cukup untuk mencegat rudal balistik yang lebih canggih. Pada tahun 1990 Angkatan Darat Amerika kemudian mengajukan proposal sistem pertahanan anti-rudal baru. Pada tahun 1992 Lockheed Martin dipilih untuk pengembangan THAAD.

Selama pengembangan dua jenis rudal diusulkan untuk THAAD. Yang pertama adalah Raytheon MIM-109 yang membawa hulu. Ini adalah model lanjutan dari MIM-104 yang  digunakan pada Patriot. Yang kedua adalah rudal tipe ERINT yang diwakili oleh Loral Vought Systems dan tidak membawa hulu ledak. Pada akhirnya rudal kedua yang dipilih. Karena tidak membawa hulu ledak maka rudal bergantung pada energi kinetik untuk menabrak langsung rudal musuh.

THAAD adalah bagian dari jaringan pertahanan rudal tiga lapis. Garis pertahanan pertama berasal dari rudal AEGIS yang dirancang untuk melumpuhkan rudal balistik di luar angkasa. Jika gagal, THAAD mencegat rudal tepat saat memasuki kembali atmosfer. Sementara lapisan pertahanan terakhir adalah rudal jarak pendek Patriot PAC-3.

Amerika telah mengerahkan THAAD di seluruh dunia, termasuk ke Guam, Israel, Korea Selatan, dan Jepang. Pada tahun 2017, Arab Saudi setuju untuk membeli THAAD dalam kesepakatan yang diperkirakan bernilai hingga US$15 miliar atau sekitar Rp215 triliun. UEA adalah pelanggan asing pertama untuk sistem tersebut dan melatih unit pertamanya pada tahun 2015 dan 2016.

Dikerahkan ke seluruh dunia

Angkatan Darat Amerika mengoperasikan tujuh baterai THAAD, tetapi sejak lama mereka meminta mendapatkan hingga sembilan. Badan Pertahanan Rudal kekurangan dana untuk membangun dua yang terakhir. Kongres kemudian menambahkan dana pada tahun 2021 untuk membangun baterai THAAD kedelapan.

Houthi telah menggunakan pesawat tak berawak dan rudal untuk menyerang Arab Saudi dan target minyak di Teluk Persia selama perang Yaman yang telah memasuki tahun kedelapan.. Serangan hari Senin adalah pengakuan pertama UEA telah dihantam oleh Houthi. Beberapa warga sipil tewas di Arab Saudi akibat serangan lintas perbatasan Houthi.

Minggu ini, Abu Dhabi meminta bantuan Amerika untuk memperkuat pertahanannya terhadap rudal dan pesawat tak berawak dan menghentikan pengiriman senjata ke Houthi. Dalam percakapan telepon hari Rabu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin menggarisbawahi dukungannya yang tak tergoyahkan untuk keamanan dan pertahanan wilayah UEA dari semua ancaman. Namun  Pentagon menolak memberikan secara spesifik tentang permintaan UEA.