sm6.jpg
Tekno

Debut Tempur Lawan Iran, Apa Perbedaan Rudal SM-3 dan SM-6?

  • Saat ini pencegat anti-rudal utama yang digunakan dalam sistem Aegis Balistic Missile Defense atau BMD adalah varian SM-3 dan SM-6.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Rudal Standard Missile 3 atau SM-3 dipastikan digunakan Amerika untuk mencegat serangan rudal Iran. Ini sekaligus menjadi debut pertempuran dari rudal canggih tersebut.

Dua pejabat pertahanan kepada USNI News mengonfirmasi rudal tersebut ditembakkan oleh dua destroyer kelas Arleigh Burke yang beroperasi di Mediterania Timur. “USS Arleigh Burke dan USS Carney menembakkan empat hingga tujuh SM 3 untuk mencegat rudal balistik Iran yang menuju sasaran Israel,” demikian tulis USNI News Selasa 16 April 2024.

Harga satu unit rudal ini bervareasi tergantung variannya. Menurut data yang dirilis  Missile Defense Advocacy Alliance (MDAA), untuk SM-3 Blok IB satu unit seharga US$9.700.000 atau sekitar Rp158 miliar (kurs Rp16.000). Sementara untuk varian SM-3 Blok IIA biaya satu unitnya mencapai $28.000.000 atau sekitar Rp456 miliar. 

Katakanlah dua destroyer Amerika menembakkan tujuh rudal SM-3 blok 1B maka mereka menghabiskan Rp1,1 triliun. Sementara jika menggunakan Blok IIA biaya yang dibutuhkan untuk tujuh rudal sekitar Rp3,2 triliun.

Pertama kali dikerahkan pada awal tahun 2004 di kapal penjelajah dan kapal perusak Amerika, SM-3 telah menjadi bagian dari jaringan pertahanan rudal balistik Amerika di seluruh dunia. Pada tahun 2011, Amerika mengumumkan akan mengerahkan empat kapal perusak pertahanan rudal balistik di Rota. 

Ini  sebagai bagian dari  European Phased Adaptive Approach (EPAA). Kapal ditempatkan bersama dengan situs pertahanan rudal berdasarkan teknologi Aegis di Polandia dan Rumania yang juga menggunakan SM-3. EPAA secara khusus dibentuk pada masa pemerintahan Obama untuk melindungi Eropa dari rudal balistik Iran.

USNI News menyebut Burke saat ini menjadi bagian dari kontingen kapal perusak Amerika di Rota. Dan Carney sebelumnya juga ditempatkan di sana sebagai bagian dari misi tersebut. Kapal dengan kemampuan yang sama berpatroli di dekat Jepang dan Korea Selatan. Mereka bertugas memberi perlindungan terhadap potensi serangan rudal balistik Korea Utara.

Perbedaan dengan SM-6

Saat ini pencegat anti-rudal utama yang digunakan dalam sistem Aegis Balistic Missile Defense atau BMD adalah varian SM-3 dan SM-6. 

SM-6 mampu menyerang rudal balistik termasuk ancaman hipersonik  pada fase akhir penerbangannya. Meskipun kemampuan untuk melakukannya sangat terbatas dalam ukuran geografis. 

Dikutip dari the War Zone, rudal tersebut juga merupakan senjata serba guna yang dapat digunakan untuk melawan berbagai sasaran udara lainnya. Bahkan sasaran di permukaan laut dan darat. SM-6 dilaporkan melakukan debut tempurnya baru-baru ini sebagai bagian dari operasi di dan sekitar Laut Merah untuk melindungi pelayaran komersial  dari rudal balistik dan jelajah serta drone yang diluncurkan  Houthi Yaman.

Sementara pencegat seri SM-3 mampu menyerang rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM), di luar atmosfer bumi. Pencegatan dilakukan  selama pertengahan penerbangannya . SM-3 adalah senjata hit-to-kill yang melepaskan kendaraan pembunuh pada tahap akhir pencegatan yang kemudian secara fisik menabrak sasaran. 

SM-3 telah menunjukkan kemampuannya melawan berbagai tingkatan rudal balistik dalam pengujian. Dan salah satunya juga digunakan untuk menghancurkan satelit mata-mata Amerika yang tidak terkendali pada tahun 2008.

SM-3 tidak diketahui pernah digunakan untuk melawan ancaman musuh yang sebenarnya. Namun  telah diuji selama beberapa dekade. Penggunaan tempur pertama SM-3  menjadi tonggak sejarah besar bagi program SM-3 yang  menghadapi perkembangan yang panjang dan sangat menantang. Bahkan  terkadang kontroversial.

Sebagai pencegat di tengah jalur penerbangan, SM-3 dapat mempertahankan wilayah yang jauh  dibandingkan SM-6.

Jenis rudal balistik apa yang ditembakkan Iran ke Israel masih belum jelas. Gambar yang muncul menunjukkan bagian dari rudal yang ditembak jatuh atau gagal mencapai targetnya menunjukkan bahwa rudal balistik jarak menengah  Emad termasuk di antara jenis yang digunakan.

Sementara rekaman video yang  dirilis Iran menunjukkan apa yang mungkin menjadi contoh Kheiber Shekanatau Dezful. Keduanya adalah rudal balistik jarak menengah. Rudal kelas yang sama yakni Ghadr-110 yang lebih tua juga terlihat ditembakkan dalam rekaman tersebut. Iran secara terbuka menggunakan Kheiber Shekan untuk pertama kalinya dalam serangan terhadap sasaran di barat laut Suriah pada bulan Januari.