<p>mata uang kripto ethereum / pixabay.com</p>

DeFi Digandrungi, Mata Uang Kripto Ethereum Melesat 200%

  • Ethereum naik hampir 200% menyentuh level Rp7,13 juta pada pekan pertama September 2020.

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Harga mata uang kripto (cryptocurrency) paling diminati setelah bitcoin, Ethereum naik hampir 200% menyentuh level Rp7,13 juta pada pekan pertama September 2020. Ini merupakan harga tertinggi Ethereum dalam dua tahun terakhir.

CEO pasar modal cryptocurrency Indodax, Oscar Darmawan mengatakan permintaan Ethereum meningkat drastis karena sistem decentralized finance (DeFi) yang sedang digandrungi. Permintaan Ethereum secara masif membuat harga juga meningkat secara drastis.

DeFi mendorong permintaan Ethereum. Sehingga, harganya juga meningkat secara drastis. Sebagian besar jaringan DeFi dibangun di atas platform Ethereum,” kata Oscar melalui keterangan resmi yang di terima TrenAsia.com di Jakarta, Kamis 3 September 2020.

Ethereum adalah platform menyimpan aset uang dengan satuan ETH yang dikembangkan oleh Vitalik Buterin. Ethereum merupakan mata uang kripto yang memiliki kontrak cerdas atau smart contract peer to peer.

Salah satu mata uang kripto ini juga sangat berbeda dari yang lain seperti Bitcoin, Litecoin atau bahkan Ripple. Ethereum adalah protokol blockchain untuk smart contract yang dijalankan mesin virtual Ethereum.

Pertumbuhan Ethereum diproyeksikan sebagai jaringan, karena blockchain tidak hanya digunakan untuk kontrak dan transaksi pintar. Terlebih, aset kripto yang sebenarnya sering dibangun di atas blockchain Ethereum. Ini memberikan nilai tambah karena spekulasi seputar masa depan pasar crypto yang positif.

“Bahkan sebelum adanya DeFi, Ethereum menjadi salah satu topik paling hot di dunia crypto. Ethereum banyak dikatakan orang sebagai Bitcoin 2.0 sehingga perubahan teknologi Ethereum menjadi ke Ethereum 2.0,” jelasnya.

Ekosistem Baru di Dunia Blockchain

Oscar menjelaskan, DeFi merupakan ekosistem yang baru ditemukan di dunia blockchain dan cryptocurrency. Sistem ini merupakan jaringan peer to peer yang membuat orang-orang mendapatkan pendanaan dengan menjaminkan cryptocurrency.

Ia bilang, sistem DeFi pada awal tahun 2020 tidak sepopuler sekarang ini. Menurutnya, ekosistem blockchain dan cryptocurrency akan terus berkembang demi menciptakan iklim yang positif.

“Dulu orang-orang di dunia blockchain dan crypto saja tidak mengenal apa itu DeFi. Sekarang, banyak diperbincangkan dan digandrungi oleh pelaku crypto. Ini menandakan bahwa ekosistem blockchain dan crypto terus berkembang dan menjadi salah satu solusi permasalahan sistem finansial saat ini,” jelasnya.

Dia juga berpendapat, bukan tidak mungkin teknologi baru terus ditemukan dan banyak digunakan orang-orang di dalam sistem blockchain. Hal itu tentunya juga menambah pengetahuan dan minat orang-orang terhadap cryptocurrency seperti bitcoin, Ethereum dan lain-lain. Bertambahnya minat dan pengetahuan orang-orang membuat permintaan cryptocurrency meningkat yang juga berujung pada meningkatkan harga crypto.

“Berkembangnya terus teknologi di dalam ekosistem blockchain adalah salah satu alasan cryptocurreny menjadi komoditas investasi yang menarik,” tutur Oscar.

Dia berharap agar masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi penonton kenaikan harga aset digital. Masyarakat Indonesia juga bisa ikut berinvestasi dan mendapatkan keuntungan dari trading berbagai aset digital seperti  Bitcoin, Ethereum dan crypto lainnya.