Kementerian Keuangan Meksiko Rogelio Ramirez de la O dan Presiden Dewan Deputi Meksiko Marcela Guerra
Dunia

Defisit Anggaran Bayangi Meksiko Jelang Pemilu 2024

  • Rencana Meksiko meningkatkan defisit anggaran terbesar dalam beberapa dekade terakhir menyambut pemilu 2024 dapat menimbulkan tekanan pada keuangan publik.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Rencana Meksiko meningkatkan defisit anggaran terbesar dalam beberapa dekade terakhir menyambut pemilu 2024 dapat menimbulkan tekanan pada keuangan publik. Hal itu pada akhirnya dianggap bakal mengancam peringkat kredit negara tersebut.

Dalam rencana anggarannya, pemerintah memperkirakan defisit akan melebar dari 3,3% dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,9% tahun depan saat negara tersebut bersiap memilih pengganti Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.

Sebagian besar peningkatan pengeluaran akan digunakan untuk menutupi pengeluaran yang lebih besar pada program-program sosial dan pendanaan untuk proyek infrastruktur unggulan Lopez Obrador. Hal itu terutama Proyek Kereta Maya yang disebut-sebut sebuah proyek kereta api besar yang baru di wilayah Meksiko tenggara.

Hingga saat ini, dia telah mengendalikan pengeluaran dengan memangkas bagian-bagian dari pemerintahan yang dianggapnya berlebihan dan membatasi gaji sektor publik. Namun saat ini pemerintah sedang mengendurkan pembatasan-pembatasan itu menjelang pemilihan.

“Ini anggaran yang sangat elektoral,” sindir Patricia Terrazas, seorang anggota dari Partai Tindakan Nasional (PAN) sayap tengah-kanan yang berada dalam komite keuangan di majelis rendah Kongres, dikutip dari Reuters, Seasa 12 September 2023. 

Lopez Obrador pekan lalu mendukung mantan Wali Kota Mexico City Claudia Sheinbaum sebagai kandidat partainya untuk menggantikannya. Presiden Meksiko hanya dapat menjabat satu periode selama enam tahun.

Data historis menunjukkan defisit anggaran yang diproyeksikan untuk tahun 2024 akan menjadi yang tertinggi sejak tahun 1988 sebagai proporsi PDB. Imbal hasil obligasi Meksiko dengan jangka waktu 10 tahun naik sebanyak 17 basis poin, mencerminkan harapan tentang kemungkinan peminjaman yang lebih tinggi, seperti diungkapkan analis Gabriela Siller dari Banco Base.

Meskipun begitu, nilai tukar peso menguat lebih dari 1,5% terhadap dolar, mengalami kenaikan bersama dengan mata uang Amerika Latin lainnya. Dengan suku bunga acuan bank sentral berada di 11,25%, pemerintah Meksiko sudah harus membayar lebih banyak untuk menerbitkan utang. 

Imbal hasil obligasi Meksiko dengan jatuh tempo Mei 2031 selama 10 tahun telah naik sebanyak 100 basis poin sejak 21 Juli, menurut data LSEG Eikon. Bank Sentral Meksiko telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam sejarah untuk mengatasi tekanan harga yang melonjak. 

Mereka juga telah memberi sinyal akan menjaga suku bunga tetap tinggi untuk periode yang lebih lama, yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi. Inflasi saat ini berada di bawah 5%, tetapi tetap jauh di atas target 3% yang ditetapkan oleh bank.

Rencana peningkatan pengeluaran pemerintah seharusnya mendukung perekonomian terbesar kedua di Amerika Latin ini, yang telah melebihi perkiraan tahun ini dan mencerahkan prospek untuk tahun 2024.

Namun, hal ini juga bisa memperlambat proses pengendalian inflasi. “Dengan demikian, mempertahankan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” kata Alberto Ramos, seorang ekonom dari Goldman Sachs.

Beberapa ekonom lainnya memiliki pandangan yang cukup optimis. Raul Feliz, seorang ekonom di lembaga pemikir CIDE di Kota Meksiko, mengatakan karena Meksiko berbeda dengan banyak pemerintah lainnya—telah menjaga pengeluaran selama pandemi COVID-19, sekarang ada ruang fiskal yang dapat dimanfaatkan selama tahun pemilihan. “Sejujurnya, itu tidak terlalu mengkhawatirkan,” katanya.

Dia juga mencatat defisit neraca berjalan Meksiko saat ini jauh lebih rendah daripada investasi langsung asing. Oleh karena itu, ada potensi permintaan yang belum dimanfaatkan dalam ekonomi yang dapat diimbangi sementara oleh pemerintah melalui pengeluaran yang lebih tinggi.

"Namun, pada akhirnya, pemerintah harus mengendalikan pengeluaran. Kemungkinan besar perlu melakukan reformasi fiskal dalam pemerintahan berikutnya untuk melakukannya secara berkelanjutan, kata Feliz.