Delapan Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia, Menkes : Tingkatkan Vaksin Booster
- Delapan kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 sudah ditemukan di Indonesia. Dengan itu, masyarakat diimbau melengkapi vaksinasi booster untuk memperkuat kekebalan tubuh
Nasional
JAKARTA – Delapan kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 sudah ditemukan di Indonesia. Dengan itu, masyarakat diimbau melengkapi vaksinasi booster untuk memperkuat kekebalan tubuh.
Kementerian Kesehatan mencatat per hari ini, Senin, 13 Juni 2022 ada delapan kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Tiga di antaranya kedatangan luar negeri dari Mauritius, Amerika Serikat dan Brasil yang hadir saat acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali.
Lalu, lima orang adalah transmisi lokal dengan empat kasus berada di Jakarta dan satu kasus di Bali.
“Kalo masyarakat siap dengan booster-nya yang baik. Kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam pantauan Live Youtube Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin, 13 Juni 2022.
- Harga BBM AS Tembus Rp73.359 per Galon, Bagaimana di Indonesia?
- Jika Taiwan Merdeka, China Bersiap untuk Perang!
- IHSG Berakhir Terkoreksi 1,29 Persen, Saham BBCA dan INTP Dijual Asing
Budi menyebut kasus BA.4 dan BA.5 akan mencapai pucaknya satu bulan setelah penemuan kasus pertama, tepatnya pada minggu kedua dan ketiga Juli 2022.
Puncak penularan BA.4 dan BA.5 diprediksi sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron. Kasus hospitalisasi juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron dan kasus kematiannya satu per sepuluh dari kasus Delta dan Omicron.
“Kasus ini lebih rendah penularan, hospitalisasi, dan kematiannya dibanding Delta dan Omicron,” ujar Budi.
Dia menyebut kasus konfirmasi memang terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Bali. Namun, angkanya masih rendah dan pihaknya akan terus melakukan monitoring.
World Health Organization (WHO) memberi standar untuk kasus konfirmasi level 1, maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk. Dengan itu, kondisi di Indonesia saat ini masih di level 1.
Kemudian, WHO memberi standar Positivity Rate maksimal 5%, sedangkan di Indonesia masih di angka 1,36%. Reproduksi efektif standarnya di atas 1, di Indonesia masih di angka 1.
“Kondisi Indonesia masih baik, tapi lebih baik kita waspada,” ujar Budi.
Sementara itu, presentase vaksinasi dosis pertama dibawah 70% masih ada Provinsi Papua dan Papua Barat. Lalu, presentase vaksinasi dosis kedua ada 17 provinsi yang diatas 70% dan 10 provinsi dibawah 70%. Kemudian dibawah 50% masih ada Maluku, Papua dan Papua Barat.