<p>Tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) / Deltadunia.com</p>
Korporasi

Delta Dunia (DOID) Kantongi Perpanjangan Kontrak Tambang Batu Bara di Australia

  • Sejak Mei 2012, BUMAAustralia telah menjadi pemain kunci di tambang Blackwater
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Saham emiten pertambangan batu bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) resmi menjadi penyedia layanan penambangan pre-strip di tambang Blackwater, Australia.

Kontrak tersebut didapatkan melalui cucu perusahaannya di Australia, Buma Australia Pty Ltd yang telah meneken kerja sama dengan Blackwater Operations Pty Ltd, anak perusahaan dari Whitehaven Coal Mining Limited. Kontrak tersebut diprediksi akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Buma Australia hingga Juni 2026, dengan produksi rata-rata tahunan sekitar 36 juta bcm overburden removal. 

Kontrak dengan Whitehaven Coal merupakan kelanjutan dari layanan yang telah diberikan Buma Australia di tambang Blackwater bersama BHP Billiton dan Mitsubishi Alliance (BMA).

Baca Juga: Saham Delta Dunia (DOID) Bergairah Usai Laporkan Kenaikan Laba Bersih 26 Persen

"Kami senang Whitehaven Coal telah mengakui keahlian mendalam BUMA Australia di tambang Blackwater,” kata Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri, dalam keterbukaan informasi, Selasa 16 April 2024.

Kontrak tersebut diperkuat oleh peningkatan volume produksi sebesar 28% dari tahun ke tahun di Australia. Selain itu, kontrak Buma Australia untuk jasa penambangan di tambang Commodore dengan Millmerran Power Management Pty Ltd akan berakhir pada 31 Agustus 2024. 

Keluarnya Buma Australia dari tambang batu bara termal tersebut sejalan dengan strategi untuk mengurangi operasi batu bara termal dan meningkatkan portofolionya dengan fokus yang lebih besar pada batubara metalurgi dan mineral lainnya. 

Kedua aksi korporasi di atas sejalan dengan strategi Delta Dunia Group untuk mendiversifikasi dan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal hingga di bawah 50% dari total pendapatan pada tahun 2028. Transformasi strategis Group telah membuahkan hasil dengan kontribusi batubara metalurgi dan infrastruktur yang menyumbang 19% dari pendapatan Grup sepanjang tahun 2023.

Baca Juga: Anak Usaha Delta Dunia (DOID) Rilis Obligasi Rp1,5 Triliun

Kinerja 2023

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) DOID mencatatkan pendapatan sebesar US$1,83 miliar atau setara dengan Rp28,5 triliun pada tahun 2023. 

Pendapatan ini menunjukkan peningkatan sebesar 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mencatatkan pendapatan sebesar US$1,55 miliar. Manajemen DOID menyampaikan bahwa pendapatan ini mencapai rekor tertinggi perusahaan. 

Selain itu, DOID juga mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, Delta Dunia Group mencatat kinerja yang luar biasa dengan mencetak rekor dalam hal pengangkatan overburden, pendapatan, dan EBITDA, melebihi target yang ditetapkan oleh Group untuk tahun tersebut.

Keberhasilan ini sebagian besar didorong oleh pencapaian rekor dalam pengangkatan overburden yang meningkat sebesar 14% secara Year-over-Year (YoY), serta peningkatan volume produksi di Indonesia sebesar 10% YoY dan di Australia sebesar 28% YoY.

Peningkatan ini didukung oleh kesuksesan dalam mendapatkan sejumlah kontrak baru, termasuk di antaranya tambang Saraji dan Burton yang dimiliki oleh BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia.

Manajemen juga menguraikan bahwa performa memuaskan DOID didorong oleh beberapa faktor, termasuk keberhasilan dalam memperoleh sejumlah kontrak baru, pencapaian rekor dalam pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal), strategi aktif dalam manajemen biaya, serta peningkatan diversifikasi ke sektor batu bara metalurgi yang saat ini menyumbang 19% dari total pendapatan perusahaan. 

Pertumbuhan pendapatan DOID juga berdampak pada kenaikan laba bersih perusahaan. Laba bersih DOID mengalami kenaikan sebesar 26% pada tahun 2023, mencapai US$36,01 juta atau sekitar Rp560,8 miliar, dibandingkan dengan US$28,6 juta pada tahun 2022.

Hingga akhir 2023, DOID juga mencatat peningkatan arus kas operasional sebesar 91% secara Year-over-Year (YoY), mencapai US$376 juta, yang menghasilkan posisi kas yang solid sebesar US$543 juta untuk mendukung bisnis DOID dan mendorong pertumbuhan di masa depan melalui akuisisi.  

Sementara itu, DOID juga telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi eksposur utangnya. Pada tanggal 5 Maret 2024, DOID mengumumkan pelaksanaan penawaran tender obligasi serta meminta persetujuan dari semua pemegang Senior Notes 7,75% DOID yang diterbitkan pada tahun 2025, dengan tujuan untuk membeli sisa saldo terutang secara tunai.

Asal tahu saja, sepanjang 2023, belanja modal atau capital expenditure (capex) DOID turun sebesar 20% YoY, menjadi US$121 juta. Penurunan ini disebabkan oleh keberhasilan penyelesaian beberapa proyek di Indonesia, sesuai dengan target 2023 sebesar US$105 juta hingga US$145 juta.