Demi Akuisisi Perusahaan Alat Suntik Oneject, Itama Ranoraya Jual 100 Juta Saham Hasil Buyback
- Perusahaan alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) berencana melakukan penjualan atau 100 juta pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) kepada PT Global Dinamika Kencana.
Korporasi
JAKARTA – Perusahaan alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) berencana melakukan penjualan atau 100 juta pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) kepada PT Global Dinamika Kencana. Tujuan penjualan ini adalah untuk mengakuisisi PT Oneject Indonesia.
Sebagai informasi, Global Dinamika Kencana adalah pemilik saham mayoritas sekaligus entitas pengendali IRRA. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan industri tersebut tercatat memiliki 69,75% dari total saham IRRA.
Corporate Secretary Itama Ranoraya Pratoto Satno Raharjo mengatakan, pengalihan 100 juta saham hasil buyback ini akan dilakukan dengan cara penjualan di luar Bursa Efek pada 30 September 2021.
“Tujuan penggunaan dana hasil penjualan kembali saham treasuri tersebut akan digunakan untuk pembayaran uang muka rencana aksi korporasi pengambilalihan saham (akuisisi) pada sister company dari Perseroan, yaitu PT Oneject lndonesia,” ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 17 September 2021.
- Bank Jumbo Ikut FOMO Booming Fintech Paylater
- Saratoga, eWTP Fund, dan CE Capital Suntik Modal Start Up Insurtech Fuse
- Blibli Milik Grup Djarum Akuisisi 51 Persen Saham Supra Boga (RANC)
Pratoto menjelaskan pembeli saham Global Dinamika Kencana berstatus pihak terafiliasi karena merupakan holding company IRRA. Global Dinamika Kencana sendiri berkedudukan di Bandung dan beralamat di Jl. Surapati No. 5 Lebak Gede, Coblong, Bandung.
Tidak ada keterangan mengenai berapa nilai transaksi ini. Meski begitu, tahun ini IRRA menganggarkan Rp250 miliar-Rp300 miliar untuk belanja modal (capex). Nilai tersebut melonjak dari capex IRRA tiap tahunnya yang biasanya sekitar Rp20-25 miliar.
Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif mengatakan capex tersebut akan digunakan untuk investasi di layanan jasa kesehatan (klinik laboratorium) dan untuk akuisisi Oneject.
“Pelaksanaannya akan berjalan paralel, baik untuk akuisisi PT Oneject Indonesia (Oneject) maupun investasi di layanan jasa kesehatan (Klinik laboratorium),” kata Heru dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Siapa Itu Oneject?
Mengutip situs resmi Oneject, perusahaan yang didirikan pada 2004 ini merupakan penghasil alat suntik auto disable syringes atau sekali pakai. Di Indonesia, Oneject mendominasi 90% dari keseluruhan pangsa pasar jarum suntik sekali pakai.
Baru-baru ini, Oneject juga mendapat kontrak ekspor 850 juta unit alat suntik sekali dari United Nations Children's Fund (Unicef) pakai hingga 2022. Ekspor akan dilakukan secara bertahap dengan target sebanyak 300 juta alat suntik tahun 2021.
Selain itu, Oneject juga mendapatkan kontrak alat suntik sekali pakai dari pemerintah Ukraina. Perusahaan akan mengirimkan 30 juta alat suntik kepada Kementerian Kesehatan Ukraina, berbarengan dengan pengiriman perdana 120 juta alat suntik ke Unicef.
Direktur Utama Oneject Jahja Tear Tjahjana mengatakan total ekspor yang mencapai 150 juta alat suntik tersebut akan mendatangkan cuan bagi perusahaan sebesar US$10,5 juta.
“Pengiriman pesanan tahap pertama kepada UNICEF dan pemerintah Ukraina akan dilakukan secara bersamaan. Bahkan, kami berencana menggelar acara pelepasan ekspor tersebut dalam waktu dekat ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, 25 Agustus 2021.