<p>Kaleidoskop 2020. Ilustrasi Grafis: Azka Yusra/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Demi Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Pemerintah Harus Belanja Rp594,7 Triliun

  • Indonesia diproyeksikan bisa terbebas dari jerat resesi ekonomi mulai kuartal II-2021. Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh minimal 7% pada kuartal II-2021.

Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Indonesia diproyeksikan bisa terbebas dari jerat resesi ekonomi mulai kuartal II-2021. Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh minimal 7% pada kuartal II-2021.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa mengatakan, pemerintah bakal memacu belanja negara hingga Rp594,7 triliun demi mengerek pertumbuhan ekonomi.

Pada April 2021, belanja pemerintah mencapai Rp176 triliun. Oleh karena itu, pemerintah harus merealisasikan anggaran belanja hingga Rp418,7 triliun sepanjang Mei dan Juni 2021.

Kunta mengungkapkan pemerintah telah memiliki beberapa program andalan dalam memacu perekonomian. Pertama, optimalisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dana tersebut, kata Kunta, bisa menjadi penopang perekonomian rumah tangga Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.

“Arahnya mendorong konsumsi dan menciptakan lapangan kerja,” kata Kunta dalam Dialog Kabar Penyerapan Dana PEN yang digelar Kemenkominfo, Jumat 7 Mei 2021.

Kunta mengungkapkan dana PEN sudah cair sebesar Rp155,6 triliun per 30 April 2021. Realisasi itu setara 22% dari pagu anggaran yang sebesar Rp699,43 triliun.

Lebih rinci, serapan dana PEN itu terdiri dari sektor perlindungan sosial sebesar Rp49,07 triliun, insentif dunia usaha mencapai Rp56,72 triliun. Kemudian insentif Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar Rp40,23 triliun, program prioritas sebesar Rp18,98 triliun, dan sektor kesehatan Rp21,15 triliun.

Program lain yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah kampanye Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Ramadan 2021. Pemerintah mengalokasikan dana Rp500 miliar berupa subsidi biaya ongkos kirim untuk merayu masyarakat belanja secara daring.

Meningkatnya intensitas belanja daring menjadi motif di balik adanya program tersebut. Senada, Lembaga riset Continuum Data Indonesia dalams surveinya menemukan intensitas belanja daring masyarakat Indonesia melesat 47% mulai Ramadan 2021.

“Bagaimana pandemi COVID-19 ini bisa terkontrol dan masyarakat bisa tetap spending,” ucap Kunta.

Selain itu, pemerintah juga memacu kredit UMKM dengan menerbitkan beleid baru berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Kemudahan akses pinjaman ini termaktub dalam PMK nomor 32 tahun 2021 tentang Perubahan atas PMK nomor 98 tahun 2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah untuk Pelaku Usaha Korporasi melalui Badan Usaha Penjaminan yang Ditunjuk dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Beleid ini memuat skema penjaminan kredit modal kerja diharapkan perbankan dapat menyalurkan kredit kepada pelaku usaha korporasi yang membutuhkan, karena tingkat risiko kredit telah dijamin oleh skema penjaminan ini.

Kunta optimis target pertumbuhan ekonomi 7% pada kuartal II-2021 bisa tercapai. Apalagi, kata Kunta, basis pertumbuhan kuartal II-2020 yang rendah sebesar minus 5,32%.

Kuartal II-2021 sekaligus menjadi titik balik dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2021. “Secara keseluruhan bisa sampai ke 4,5% hingga 5,3%,” kata Kunta. (RCS)