<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kiri) saat hadir pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 September 2020. Raker tersebut membahas asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Demi Tangkal Corona, BI Racik &#8216;Jamu Manis&#8217; untuk Ekonomi

  • Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan sebagai pemangku kebijakan moneter di Tanah Air, bank sentral telah melakukan segala upaya untuk membantu pemerintah menahan pemburukan ekonomi serta pemulihannya.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan sebagai pemangku kebijakan moneter di Tanah Air, bank sentral telah melakukan segala upaya untuk membantu pemerintah menahan pemburukan ekonomi serta pemulihannya.

“Untuk mendorong pemulihan ekonomi, jamunya BI itu manis semua,” kata Perry dalam webinar CNBC, Kamis, 25 Februari 2021.

Sejak tahun lalu, BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 150 bps menjadi 3,5% atau terendah sepanjang sejarah. Selain itu, BI juga berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.

Tak hanya itu, likuiditas atau quantitative easing (QE) yang jumlahnya mencapai Rp759 triliun atau setara dengan 4,9% dari produk domestik bruto (PDB).

Dengan kebutuhan anggaran penanganan pandemi yang luar biasa, BI juga turut berpartisipasi dalam pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020.

Pembiayaan APBN dilakukan melalui pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana senilai Rp473 triliun.

Termasuk di dalamnya Rp397 triliun untuk burden sharing dan di antaranya terdapat Rp47 triliun untuk anggaran kesehatan yang belum terealisasi tahun lalu.

“Kami sudah sepakat dengan Menteri Keuangan untuk mendanai vaksinasi, jadi BI ikut mendanai sekitar Rp47 triliun,” tambah Perry.

Tahun ini, BI sudah membeli SBN senilai Rp40,99 triliun sampai dengan 23 Februari 2021. (SKO)