<p>Pewarta mengambil gambar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 25 September 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Demo Buruh dan Mahasiswa Enggak Ngaruh, IHSG Makin Moncer, BBCA dan MDKA Diborong Asing

  • Sepanjang perdagangan IHSG hanya sekali jatuh ke zona merah di level 5.005,49 pada pukul 09.10 WIB. Usai itu, IHSG langsung tancap gas sehingga akhirnya ditutup naik 0,7% ke posisi 5.039,14.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis 8 Oktober 2020 mantap di zona hijau sejak awal perdagangan. Sentimen negatif dari aksi buruh dan mahasiswa di jalan-jalan seolah tidak berpengaruh apa-apa terhadap kinerja IHSG hari ini.

Terbukti, sepanjang perdagangan IHSG hanya sekali jatuh ke zona merah di level 5.005,49 pada pukul 09.10 WIB. Usai itu, IHSG langsung tancap gas sehingga akhirnya ditutup naik 0,7% ke posisi 5.039,14.

Sepanjang perdagangan, total transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp6,47 triliun. Sementara total volume saham yang diperdagangkan menyentuh 9,94 miliar dengan frekuensi transaksi 570.040 kali.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai, data penjualan eceran yang baru saja rilis sebagai salah satu pemicu gerak IHSG kali ini. Faktor tersebut, kata dia, turut memberi sinyal optimisme investor yang percaya bahwa ekonomi bakal segera pulih.

“Data penjualan yang rilis sedikit lebih baik dari periode sebelumnya. Dan perkiraan menjadi salah satu faktor optimisme investor akan pemulihan ekonomi di tengah masa pandemi,” tulis Lanjar dalam riset hariannya yang diterima TrenAsia.com, Kamis 9 Oktober 2020.

Selain sentimen positif itu, gerak IHSG hari ini juga sedikit-banyak ditopang oleh kinerja saham-saham LQ45 yang tumbuh 0,83%. Di samping kinerja dua sektor pengerek IHSG yang terbang tinggi, yakni aneka industri dan manufaktur. Keduanya memperolah peningkatan kinerja masing-masing 1,78% dan 1,01%.

Sepanjang perdagangan, tercatat sebanyak 259 emiten mengalami penguatan, 272 statis, dan hanya 181 yang melemah. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi emiten dengan volume transaksi terbesar dengan perolehan Rp579 miliar.

Sementara dari sisi pembelian investor asing, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih jadi yang paling unggul dengan nilai Rp96,9 miliar. Disusul PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) aksi beli bersih asing (net foreign buy/NFB) sebesar Rp40,7 miliar.

Kedua perusahaan inilah yang akhirnya turut membawa investor asing berhasil mencatatkan total aksi beli bersih Rp49,94 miliar. Sedangkan jika dilihat sejak awal tahun, investor asing rupanya masih membukukan aksi jual bersih (net foreign sell/NFS) Rp45,86 triliun.

10 Emiten Paling Diburu Asing
  1. BBCA: Rp96,9 miliar.
  2. MDKA: Rp40,7 miliar.
  3. ASII: Rp31,5 miliar.
  4. UNVR: Rp13,5 miliar.
  5. CPIN: Rp9,9 miliar.
  6. INKP: Rp4,8 miliar.
  7. EXCL: Rp4,5 miliar.
  8. WIKA: Rp4,2 miliar.
  9. TOWR: Rp3,1 miliar.
  10. DMAS: Rp3 miliar.
10 Saham Paling Banyak Dilego Asing
  1. BMRI: Rp90,8 miliar.
  2. TLKM: Rp43,6 miliar.
  3. TBIG: Rp32,6 miliar.
  4. ADRO: Rp23,4 miliar.
  5. INCO: Rp21,7 miliar.
  6. LPPF: Rp13,4 miliar.
  7. BBRI: Rp8,3 miliar.
  8. ACES: Rp4,7 miliar.
  9. INTP: Rp4,5 miliar.
  10. JPFA: Rp4,1 miliar.