Denmark Tunda Pengiriman F-16 ke Ukraina
- Denmark adalah satu-satunya negara yang mengumumkan tanggal pasti pengiriman F-16. Sementara Norwegia dan Belgia belum menungkapkan secara terbuka rincian rencana transfer mereka.
Dunia
KOPENHAGEN-Pengiriman enam jet tempur F-16 Denmark pertama ke Ukraina awalnya diperkirakan akan dilakukan sekitar akhir tahun 2023. Tetapi rencana itu tidak bisa dijalankan.
Surat kabar Denmark Berlingske pada Minggu 07 Januari 2023 melaporkan, Kementerian Pertahanan Denmark telah menunda pengiriman jet tempur itu hingga kuartal kedua tahun 2024.
Penundaan ini karena beberapa persyaratan yang diperlukan untuk pemindahan F-16 belum terpenuhi. Salah satunya terkait pelatihan pilot. Kementerian Pertahanan Denmark mencatat jadwal pelatihan bergantung pada beberapa faktor termasuk kondisi cuaca.
Koalisi internasional juga sedang bekerja untuk memastikan infrastruktur, material dan basis teknis yang diperlukan di lapangan terbang Ukraina. Juga pelatihan mekanik dan personel darat lainnya.
Penundaan ini juga kemungkinan akan mempengaruhi pengiriman selanjutnya. Rencananya delapan F-16 Denmark lagi dijadwalkan dikirim pada tahun 2024, dan lima lagi pada tahun 2025. Masih belum diketahui hingga saat ini apakah rencana itu bisa dijalankan.
- Menu Saham Hari Ini, Pantau INDY hingga LPPF
- Fintech Komunal Raih Pendanaan Rp85 Miliar untuk Ekspansi Kredit Keluar Jawa - Bali
- Baekhyun EXO Ngutang Rp148 Juta untuk Dirikan Agensi I&B100
Denmark adalah satu-satunya negara yang mengumumkan tanggal pasti pengiriman F-16. Sementara Norwegia dan Belgia belum menungkapkan secara terbuka rincian rencana transfer mereka.
Belgia akan mengirim dua F-16b dua kursi ke Denmark dan sekitar 50 instruktur untuk melatih pilot Ukraina antara Maret hingga Deptember. Sebanyak dua jet tempur F-16 yang disumbangkan Norwegia untuk pelatihan pilot Ukraina juga telah tiba di Denmark.
Misi pelatihan tersebut merupakan bagian dari koalisi F-16 yang terdiri dari 13 negara yang dipimpin Denmark. Mereka termasuk Belgia, Belanda, dan Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk menyediakan jet tempur jenis ini kepada Angkatan Udara Ukraina, dan untuk melatih personel yang mampu menggunakan pesawat untuk melawan invasi Rusia.
Perdana belanda menteri Mark Rutte pada 22 Desember mengumumkan, pihaknya telah memulai persiapan untuk menyerahkan 18 jet tempur F-16 pertama ke Ukraina.
Pada bulan Agustus, Belanda dan Denmark berjanji untuk menyediakan 61 pesawat kepada Ukraina. Masing -masing 42 dan 19 pesawat. Belakangan Norwegia mengonfirmasi niatnya untuk memasok F-16. Belgia juga akan memberikan F-16 kepada Ukraina mulai tahun 2025.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebelumnya menyatakan Ukraina dapat menerima F-16 pertama pada paruh pertama tahun 2024. Sementara juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuri Ihnat pada November mengatakan pilot Ukraina di Denmark sudah melakukan penerbangan dengan instruktur jet tempur F-16.
Kurang Membantu
Di bagian lain panglima angkatan bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi dalam sebuah wawancara dengan majalah berita Inggris the Economist mengatakan F-16 barat mungkin kurang membantu. Ini karena rusia telah meningkatkan persenjataan dan sistem pertahanan udaranya.
Namun pesawat-pesawat tersebut akan membantu mengatasi masalah yang terus terjadi sejak awal invasi pada Februari 2022. Yakni pesawat tempur Rusia yang lebih modern sulit dilawan oleh militer Ukraina dengan pesawat tempurnya yang sudah tua.
Para pejabat dan pakar militer Barat juga mengatakan penambahan F-16 ke armada Ukraina tidak akan mengubah arah perang secara tiba-tiba. Pelatihan pilot dan awak pendukung membutuhkan waktu. Rudal darat ke udara masih menjadi ancaman besar, dan jet tidak dirancang untuk landasan pacu ukraina yang rusak dan terkadang darurat.
Namun pesawat-pesawat tersebut merupakan perbaikan dari pesawat serupa yang dimiliki Ukraina terutama MiG-29 rancangan Soviet. Dan dalam jangka panjang akan membantu Kyiv berintegrasi dengan sekutu militer barat, dan melepaskan diri dari ketergantungan pada perangkat keras tua yang dibuat oleh musuhnya.
- Persyaratan dan Cara Membatalkan Asuransi BCA Life
- Perdagangan Pertama Tahun Ini, Saham EMTK hingga SCMA Layak Dicermati
- Jurus Rizal Ramli Tekan Utang Luar Negeri Indonesia di Era Gus Dur
Pesawat-pesawat tempur ini akan menggantikan armada MiG-29/ Su-24/ dan Su-25 Ukraina yang tegang dan menipis.
Lebih dari 4.600 F-16 telah diproduksi dan dijual ke lebih dari dua lusin negara dalam berbagai konfigurasi berbeda. Lockheed Martin menolak mengomentari kemampuan spesifik pesawat yang dikirim ke Ukraina.
Sejak diperkenalkan pada akhir tahun 1970an, F-16 telah ditingkatkan untuk melakukan banyak misi. Menjelang perang Teluk pada tahun 1990, F-16 melakukan misi serangan darat secara teratur dengan rudal, bom, dan senjata anti-radar.
Meskipun MiG-29 dapat melakukan beberapa misi dasar udara-ke-darat, pesawat ini tidak dibuat untuk tugas tersebut. Keduanya awalnya merupakan pesawat tempur ringan, namun karena konsep barat berevolusi, F-16 secara bertahap berkembang menjadi pesawat tempur multiperan yang mampu melakukan misi pertahanan udara dan serangan darat lebih canggih.
F-16 dapat membawa lebih banyak senjata dibandingkan MiG-29, Su-27, dan Su-25 dan kira-kira sebanding dengan muatan pembom taktis ukraina Su-24. Versi yang dikirim ke Ukraina kemungkinan besar memiliki versi upgrade dari radar AN/APG-66. Ini menjadikan pesawat ini dapat mengawasi target di udara dan darat dengan jangkauan melebihi 100 km.
MiG-29 dan banyak desain pesawat tempur era Soviet dimaksudkan untuk beroperasi dalam kondisi landasan yang buruk. Pesawat memiliki penutup yang dapat diturunkan di atas saluran masuk udara untuk mencegah mesin menyedot puing-puing saat pesawat berada di darat.
Asupan udara underslung F-16 tidak memiliki perlindungan seperti itu dan tidak dimaksudkan untuk beroperasi dalam kondisi yang sulit. Ini adalah pesawat yang membutuhkan landasan pacu yang panjang dan sangat mulus. Sementara mereka akan berada di lingkungan di mana pilot Ukraina melakukan operasi terdistribusi. Fighting Falcon bukanlah pesawat yang bisa melakukan hal itu.