Devisa Hasil Ekspor di Perbatasan Indonesia-Malaysia Capai Rp5,4 Miliar
- Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi produk untuk ekspor yang menjanjikan, khususnya dalam bidang perikanan air tawar seperti ikan seladang, ikan tapah, ikan jelawat, dan ikan semah.
Nasional
KAPUAS HULU - Bea Cukai Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat melaporkan hasil ekspor di perbatasan Indonesia-Malaysia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau dari Januari hingga November 2023 mencatatkan devisa kurang lebih sebesar Rp5,4 miliar.
"Ada sekitar 85,4 ton produk pertanian dan perikanan Kapuas Hulu yang terjual ke pasar global dan itu peluang yang perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat perbatasan," ujar Kepala Bea Cukai Nanga Badau Heri Purwanto pada Selasa, 12 Desember 2023 di Putussibau Kapuas Hulu.
Heri menekankan Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi produk untuk ekspor yang menjanjikan, khususnya dalam bidang perikanan air tawar seperti ikan seladang, ikan tapah, ikan jelawat, dan ikan semah. Selain itu, terdapat juga potensi dalam produk pertanian seperti lada, petai, timun, durian, dan berbagai jenis sayuran.
- IMF Setujui Pencairan Dana Rp14 Triliun untuk Ukraina
- Emiten Konstruksi Asri Karya Lestari (ASLI) IPO, Buka Harga Rp100-130 per Lembar Saham
- 3 Aspek yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Produk Asuransi
Menurut Heri, pengembangan berkelanjutan dari potensi ini berpotensi signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kapuas Hulu, terutama karena kabupaten ini berbatasan langsung dengan Malaysia. Geliat ekspor di PLBN Badau mengalami peningkatan sejak dibukanya jalur ekspor pada Januari 2023.
Berdasarkan data Bea Cukai Badau, devisa hasil ekspor dari Januari hingga November 2023 mencapai Rp5,4 miliar dari 85,4 ton produk pertanian dan perikanan. Heri menyebutkan perolehan devisa tertinggi tercatat pada November yang mencapai lebih dari Rp700 juta.
Heri menegaskan komitmennya untuk memajukan potensi ekspor melalui Pojok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta klinik ekspor di PLBN Badau. Program tersebut bertujuan menggerakkan pelaku UMKM dan masyarakat di Kapuas Hulu untuk mengidentifikasi peluang ekspor di bidang perikanan, pertanian, dan kerajinan tangan.
Heri menjelaskan pada tahun 2023, fokus program utama Bea Cukai Badau adalah membangun sistem aplikasi layanan Ceisa 4.0. Dengan dukungan dari instansi terkait lainnya, program ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekspor UMKM di perbatasan, sekaligus memberikan kontribusi positif pada perekonomian daerah tersebut.
"Tentunya kami akan terus konsisten bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait untuk mendorong peningkatan kegiatan ekspor," tambah Heri dikutip dari Antara
Heri mengungkapkan Bea Cukai Nanga Badau juga terus menggelar program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Fokusnya adalah memberikan pemahaman terkait prosedur dan pengurusan ekspor, dengan proses yang disederhanakan tetapi tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebagai langkah konkret baru-baru ini Bea Cukai Badau melakukan kunjungan ke perusahaan sawit di daerah setempat. Langkah tersebut diambil untuk mendorong kembali ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya, yang telah vakum selama hampir tiga tahun. Heri berharap kegiatan ekspor tersebut akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan dan menghasilkan pendapatan bagi negara.