<p>Manajemen emiten perkebunan kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk, / Dsn.co.id</p>
Industri

Dharma Satya Nusantara Kembali Bangun PLTS di Industri Kayu

  • PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berencana menginstalasi pembangkit energi listrik tenaga surya (solar panel) di segmen usaha produk kayu. Ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten perkebunan milik konglomerat TP Rachmat PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berencana menginstalasi pembangkit energi listrik tenaga surya (solar panel) di segmen usaha produk kayu. Ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).

Pada bulan Juni 2021, perseroan telah menunjuk satu perusahaan penyedia solar panel yang memanfaatkan teknologi dari Norwegia untuk menginstalasi pembangkit listrik tenaga surya tersebut pada atap pabrik PT Tanjung Kreasi Parquet Industry (TKPI).

Pembangkit listrik ini diklaim mampu menghasilkan energi listrik berkapasitas 2 Megawatt dalam kapasitas puncak. TKPI merupakan salah satu anak perusahaan DSNG yang memproduksi engineered flooring, berlokasi di Temanggung, Jawa Tengah.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo mengatakan bahwa hal ini merupakan upaya perseroan untuk mengurangi penggunaan listrik yang berasal dari energi fosil secara bertahap, yang akan diterapkan baik di segmen usaha kelapa sawit maupun produk kayu.

“Kami berkomitmen untuk mengembangkan usaha kelapa sawit maupun produk kayu yang ramah lingkungan dengan pengurangan emisi karbon secara bertahap,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 7 Juli 2021.

Dengan pengembangan solar panel di TKPI ini, akan ada pengurangan emisi setara 2.000 ton CO2 per tahun, sekaligus melakukan menghemat penggunaan listrik dari PLN. Tahapan pemasangan panel surya tersebut akan dimulai pada Juli 2021 dan diharapkan dapat beroperasi pada Januari 2022.

Saat ini, DSNG memiliki dua pabrik kayu di Temangung, Jawa Tengah, yang memproduksi panel kayu dan engineered flooring untuk tujuan ekspor. Perseroan menargetkan kedua pabrik tersebut akan terpasang dengan panel surya dalam waktu dekat.

Dalam tiga tahun ke depan, lanjut Andrianto, pihaknya bertekad untuk mengurangi emisi gas rumah kaca setara 400.000 ton CO2 per tahun. Termasuk kontribusi dari 7 pabrik Bio-CNG Plant di Kalimantan yang akan terbangun dalam 3 tahun mendatang.

Sejak September 2020, DSNG telah melakukan commissioning pabrik Bio-CNG pertama yang menghasilkan listrik 1,2 Megawatt dan Bio-CNG dalam tabung berkapasitas 280 m3 per jam. Kemudian pada Maret 2021, perseroan melakukan groundbreaking Bio-CNG Plant yang kedua.

“Fasilitas itu memanfaatkan limbah cair kelapa sawit (POME) dari dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berkapasitas 2 x 60 ton TBS per jam,” imbuhnya.

Pabrik Bio-CNG kedua ini dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal II-2022, dan akan menghasilkan energi listrik sebesar 2 x 850 kilowatt dan gas biometana berkapasitas 540 m3 per jam. Selain itu, pabrik Bio-CNG kedua ini berpotensi mengurangi emisi karbon setara dengan 100.000 metrik ton CO2 per tahun.

Selanjutnya, perseroan menargetkan tambahan pembangunan 5 pabrik Bio-CNG baru dalam tiga tahun ke depan sebagai bentuk komitmen perusahaan menjalankan praktik keberlanjutan melalui pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) menjadi energi terbarukan. (SKO)