Di Balik Ambisi Mark Zuckerberg pada Metaverse, PHK Massal Mengintai Meta
- Setelah menghabiskan dana riset miliaran dolar, Metaverse masih sepi peminat.
Dunia
CALIFORNIA- Sudah sejak lama CEO Meta Mark Zuckerberg berambisi untuk membangun sebuah budaya interaksi digital masa depan dengan memanfaatkan Augmented Reality.
Tahun lalu, hal tersebut diwujudkan dengan pergantian Facebook, perusahaan yang dibentuk oleh Mark tahun 2007-an, menjadi Meta yang mengacu pada Metaverse.
Awalnya, Meta mendapat banyak dukungan. Sejumlah investor pun menaruh uangnya pada Meta guna mewujudkan ambisi Mark membuat dunia baru impiannya yang diklaim sebagai dunia tanpa batas.
Sayangnya, mimpi Mark mewujudkan Metaverse tak berjalan mulus. Setelah menghabiskan dana riset miliaran dolar, Metaverse masih sepi peminat.
Ambisi Mark atas penciptaan Metaverse pun menuai kritikan keras dari sejumlah investor. Salah satunya Altimeter Capital yang dimiliki oleh Brad Gerstner. Ia menulis surat terbuka yang dibacakan pada rapat direksi pekan lalu.
- Punya Harta Ribuan Triliun, Ini Daftar Orang Terkaya 2022 Versi Forbes
- Uang Rupiah Rp20.000 Bergambar Dewa Ganesha Bikin Geger India, Ternyata Ini Sebabnya
- UOB Menangkan Banding Lawan Grup Lippo Soal Manipulasi Harga Apartemen di Singapura
Pada surat tersebut, Gertsner meminta founder Facebook itu untuk menyerah dan tak lagi ambisius pada proyek Metaverse.
Ultimatum dari Gertsner tampaknya membuat Mark berpikir untuk mengurangi pengeluaran perusahaan. Entah dengan menghentikan proyek metaverse atau hal lainnya. Namun yang jelas, perusahaan berencana untuk melakukan PHK besar-besaran pada minggu ini.
Mengutip Insider, Senin, 7 November 2022, seorang juru bicara Meta membocorkan sejumlah pernyataan dari sang CEO yang menjurus pada perampingan.
“Pada 2023, kami akan memfokuskan investasi kami pada sejumlah kecil area pertumbuhan prioritas tinggi. Jadi itu berarti beberapa tim akan tumbuh secara bermakna, tetapi sebagian besar tim lain akan tetap datar atau menyusut selama tahun depan," rujuk sang juru bicara seperti dikutip TrenAsia.com.
"Secara agregat, kami berharap untuk mengakhiri 2023 sebagai ukuran yang kira-kira sama, atau bahkan organisasi yang sedikit lebih kecil dari kami saat ini," tambahnya.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh para karyawan Meta yang enggan disebut identitasnya. Menurutnya, belakangan ini manajer telah mulai meminta "peningkatan intensitas" dan memperingatkan kemungkinan PHK yang akan datang dari 10% hingga 20% dari tenaga kerja perusahaan.
"Pesan Zuck sangat keras dan jelas: Anda memiliki waktu tiga bulan untuk membuktikan nilai Anda, berusaha 200%, atau Anda dapat mengundurkan diri sekarang jika Anda tidak menyukainya," kata salah satu pekerja.
Atas kabar PHK yang beredar, saham Meta anjlok 20% bulan lalu. Ditambah lagi perusahaan melaporkan pendapatan yang lebih buruk dari perkiraan.
PHK Massal Perusahaan Teknologi
PHK Meta menambah panjang jumlah perusahaan teknologi yang merumahkan sejumlah karyawan. Baru-baru ini, Twitter dikabarkan memberhentikan sekitar 50% stafnya tak lama setelah Elon Musk mengambil alih kepemimpinan.
Di hari yang sama, Stripe memangkas 14% stafnya dan Lyft memecat 700 karyawan. Sementara GoFundMe menghentikan 12% timnya pada Oktober. Microsoft juga sama yakni merumahkan kisaran 1000 karyawannya .