Head of Region Gojek Gede Manggala - Direktur Bina Pengujian K3 Kementerian Ketenagakerjaan RI Drs. Muhammad Idham - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Irjen Pol. Risyapudin Nursin dan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Rachmat Kaimuddin saat berdiskusi mengenai pentingnya keamanan dan keselamatan berkendara dalam acara Gojek Safety Day 2024 di Jakarta. 17 Juli 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Di Balik Saham GOTO yang Melesat 10 Persen Tinggalkan Level Gocap

  • Saham GOTO melonjak 11,76% ke level Rp57 per saham, naik 6 poin dari harga pembukaannya di Rp51 per saham. Alhasil, kapitalisasi pasar induk Gojek itu melonjak sekitar Rp6 triliun ke level Rp68,46 triliun

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), emiten yang bergerak di sektor teknologi akomodasi dan perniagaan elektronik ini, berhasil melonjak 10% pada sesi perdagangan pertama hari Selasa, 23 Juli 2024. 

Data RTI Business menunjukkan bahwa saham GOTO melonjak 11,76% ke level Rp57 per saham, naik 6 poin dari harga pembukaannya di Rp51 per saham. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi sejak Maret tahun ini sekaligus mengakhiri periode saham yang stagnan di level gocap selama hampir tiga minggu terakhir. 

Menariknya, pada sesi tersebut, volume transaksi saham GOTO mencapai 6,15 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp332 miliar. Alhasil, kapitalisasi pasar induk Gojek itu melonjak sekitar Rp6 triliun, mencapai Rp68,46 triliun, dari pembukaannya di kisaran Rp61 triliun. 

Saham GOTO menunjukkan penguatan di tengah antisipasi pasar menjelang rilis laporan keuangan semester I-2024 pada 30 Juli 2024 mendatang. Berdasarkan konsensus analis, pendapatan GOTO untuk kuartal II-2024 diperkirakan mencapai Rp3,43 triliun. 

Pendapatan tersebut memang menurun 3,36% dari Rp3,55 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Namun, konsensus juga memperkirakan bahwa rugi bersih GOTO selama tiga bulan di kuartal II-2024 akan membaik menjadi Rp529,78 miliar, dibandingkan dengan rugi sebesar Rp3,29 triliun pada tahun sebelumnya.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia pun memberikan rekomendasi beli target harga Rp80 per saham untuk GOTO. Mirae menilai bahwa kinerja keuangan GOTO pada kuartal I-2024 menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada profitabilitas, tetapi juga pada pertumbuhan secara bersamaan.

Akibatnya, kata Mirae, adjusted EBITDA kembali negatif pada akhir Maret 2024. “Kami mengantisipasi hasil kuartal II-2024 juga akan lemah karena faktor musiman dan lemahnya daya beli,” tulis Tim Mirae dalam risetnya yang dipublikasikan pekan lalu.

Investor Asing

Selain sentimen laporan keuangan, penguatan saham GOTO belakangan ini juga bisa dipengaruhi oleh prospek pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun ini.

Pemangkasan suku bunga oleh The Fed berpotensi meningkatkan likuiditas pasar, yang mendorong pergerakan positif pada saham-saham teknologi, termasuk GOTO. Hal ini tercermin dari aktivitas perdagangan kemarin dan sepanjang pekan lalu, di mana sejumlah investor asing besar mulai memborong saham teknologi.

Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Senin, 22 Juli 2024, BlackRock, perusahaan investasi multinasional asal Amerika Serikat, tercatat membeli 69,51 juta lembar saham GOTO. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan BlackRock di saham ini meningkat menjadi 26,09 miliar lembar.

Selain BlackRock, Fidelity International Limited (FIL) Ltd, perusahaan investasi global asal Amerika Serikat juga kedapatan memborong saham ini sepanjang pekan lalu dengan total transaksi mencapai 144,3 juta lembar saham GOTO. 

Berpindah ke daratan Asia, Mitsubishi Motors Corp, sebuah produsen mobil multinasional Jepang yang berbasis di Minato, Tokyo, juga tidak ketinggalan memborong saham GOTO dengan pembelian sebanyak 60,7 juta lembar.

Meskipun telah menarik perhatian sejumlah investor kelas kakap, total penjualan bersih asing pada saham GOTO sepanjang tahun ini masih tergolong signifikan, yaitu sebesar Rp6,99 triliun di seluruh pasar dan Rp830 miliar di pasar reguler.