Di London, Bos OJK Akui Ekonomi Digital Indonesia Harus Cepat Dioptimalkan
- Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam kunjungan kerjanya di London memaparkan perkembangan dan potensi besar industri financial technology (fintech)
Fintech
JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam kunjungan kerjanya di London memaparkan perkembangan dan potensi besar industri financial technology (fintech).
Menurut Wimboh, potensi keuangan digital Indonesia harus dioptimalkan dan diarahkan agar perkembangan fintech dan keuangan digital memberikan manfaat besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
"Potensi ekonomi digital Indonesia itu harus cepat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kawasan dan di lingkungan global," kata Wimboh dalam Forum Fintech Inggris – Indonesia yang digelar Global Indonesian Professionals' Association (GIPA), dikutip dari laman resmi, Senin 1 November 2021.
- Pendapatan Naik, Lippo Karawaci Masih Telan Rugi Rp573,2 Miliar
- Kuartal III-2021, Laba Bersih Semen Indonesia (SMGR) Susut 9,9 Persen Jadi Rp1,38 Triliun
- Bangun Proyek Marc’s Boulevard di Batam, Triniti Land Rambah 3 Sektor Ini
Wimboh menyampaikan, untuk memanfaatkan potensi tersebut, OJK terus berupaya membangun percepatan transformasi digital melalui pengembangan ekosistem ekonomi dan pembiayaan digital.
Hal ini sejalan dengan potensi pengembangan industri ekonomi digital yang dimiliki Indonesia dari segi demografi maupun akses terhadap internet. Transformasi ekonomi digital diproyeksikan akan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi yang membatasi mobilitas masyarakat.
Selain itu, sektor jasa keuangan juga harus menjawab kebutuhan konsumen untuk melakukan transformasi digital yang akan memberikan kemudahan dan layanan keuangan yang lebih cepat untuk masyarakat termasuk memperluas akses pembiayaan untuk pelaku UMKM.
Ia berpesan, industri fintech dan keuangan digital juga harus memberikan kemudahan dan memperluas akses bagi masyarakat unbanked dan pelaku UMKM untuk dapat menikmati produk dan layanan keuangan digital. OJK juga membuka peluang bagi perbankan untuk berkolaborasi dengan fintech dalam pengembangan bisnisnya.
Dalam hal ini, sejumlah program sudah disiapkan OJK seperti membangun ekosistem UMKM berbasis digital yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Dalam aspek pembiayaan, OJK melibatkan perusahaan financial technology serta Fintech P2P Lending dan Securities Crowdfunding untuk memudahkan pelaku UMKM mendapatkan alternatif pembiayaan dengan syarat yang mudah.
Di bidang pemasaran, OJK terus melakukan pembinaan kepada UMKM dengan menggandeng start-up dan universitas membangun Kampus UMKM yang memberikan pelatihan intensif agar UMKM bisa langsung on-boarding secara digital.
"Dengan semua program tersebut, kami berharap Indonesia memiliki basis pelanggan domestik yang kuat di bidang keuangan digital dan ekosistem ekonomi digital yang berkembang dengan baik. Dengan demikian, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di region." kata Wimboh.