planet neraka.jpg
Tekno

Di Planet Neraka, Satu Tahun Hanya 17,5 Jam

  • Exoplanet ekstrasurya 55 Cancri e memiliki beberapa nama, tetapi dunia berbatu yang terletak 40 tahun cahaya dari Bumi itu paling dikenal karena reputasinya sebagai "planet neraka".

Tekno

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Exoplanet ekstrasurya 55 Cancri e memiliki beberapa nama, tetapi dunia berbatu yang terletak 40 tahun cahaya dari Bumi itu paling dikenal karena reputasinya sebagai "planet neraka".

Super-Earth ini dinamai demikian karena merupakan planet berbatu yang delapan kali lebih besar dan dua kali lebih lebar dari Bumi. Dia juga sangat panas sehingga memiliki samudra lava cair yang mencapai suhu 1.982 derajat Celcius. Interior planet ekstrasurya mungkin juga penuh dengan berlian.

Planet ini cukup panas sehingga kerap dibandingkan dengan dunia lava Star Wars di Mustafar, tempat pertempuran antara Anakin Skywalker dan Obi-Wan Kenobi dalam "Revenge of the Sith". Tempat di mana Darth Vader kemudian mendirikan kastilnya, Fortress Vader .

Planet, yang secara resmi bernama Janssen tetapi juga disebut sebagai 55 Cancri e atau 55 Cnc e itu mengorbit bintang induknya Copernicus begitu dekat sehingga dia menyelesaikan satu orbit dalam waktu kurang dari satu hari Bumi. 

Satu tahun untuk planet ini berlangsung sekitar 17,5 jam di Bumi. Orbit yang sangat ketat menjadi alasan mengapa Janssen memiliki suhu yang sangat panas. 

Sebuah tim peneliti menggunakan alat baru yang dikenal sebagai EXPRES, atau EXtreme PREcision Spectrometer, untuk menentukan sifat yang tepat dari orbit planet. Temuan ini dapat membantu para astronom mendapatkan wawasan baru tentang pembentukan planet dan bagaimana benda langit ini mengembangkan orbitnya.

Instrumen tersebut dikembangkan di Universitas Yale oleh tim yang dipimpin oleh astronom Debra Fischer dan dipasang di Teleskop Penemuan Lowell di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona. Spektrometer mampu mengukur pergeseran kecil dalam cahaya bintang dari Copernicus saat Janssen bergerak antara planet kita dan bintang. Seperti saat bulan menghalangi matahari yang menyebabkan gerhana.

Para peneliti menentukan bahwa Janssen mengorbit di sepanjang ekuator bintang. Tapi planet neraka bukanlah satu-satunya planet yang mengorbit Copernicus. Empat planet lain pada jalur orbit yang berbeda menghuni sistem bintang.

Para astronom percaya orbit eksentrik Janssen menunjukkan planet ini awalnya dimulai pada orbit yang lebih dingin dan lebih jauh sebelum melayang lebih dekat ke Copernicus. Kemudian, tarikan gravitasi dari ekuator bintang mengubah orbit Janssen.

Awalnya jauh

Jurnal Nature Astronomy menerbitkan sebuah studi yang merinci temuan tersebut pada hari Kamis 8 Desember 2022 lalu.

"Para astronom memperkirakan bahwa planet ini terbentuk lebih jauh dan kemudian berputar ke orbitnya saat ini," kata Fischer, penulis studi dan Profesor Astronomi Eugene Higgins di Yale, dalam sebuah pernyataan. “Perjalanan itu bisa membuat planet keluar dari bidang ekuator bintang, tetapi hasil ini menunjukkan planet ini bertahan dengan erat.”

Terlepas dari kenyataan bahwa Janssen tidak selalu berada sangat dekat dengan bintangnya, para astronom menyimpulkan bahwa planet ekstrasurya ini selalu panas terik.

“Planet itu  kemungkinan sangat panas sehingga tidak ada yang kita perkirakan dapat bertahan di permukaan," kata penulis studi utama Lily Zhao, seorang peneliti di Pusat Astrofisika Komputasi Flatiron Institute di New York, dalam sebuah pernyataan. Begitu Janssen bergerak lebih dekat ke Copernicus, planet neraka menjadi semakin panas.

Tujuan utama instrumen EXPRES sendiri adalah menemukan planet mirip Bumi. “Presisi kami dengan EXPRES hari ini lebih dari 1.000 kali lebih baik daripada yang kami miliki 25 tahun lalu ketika saya mulai bekerja sebagai pemburu planet,” kata Fischer. 

“Meningkatkan presisi pengukuran adalah tujuan utama karier saya karena memungkinkan kami mendeteksi planet yang lebih kecil saat kami mencari analog Bumi.”