Di Tengah Bayang Resesi, Sektor Manufaktur Tetap Ekspansif
- Sektor manufaktur Indonesia tetap konsisten berada pada zona ekspansif selama tiga belas bulan berturut-turut meskipun kondisi global tengah dibayangi oleh resesi yang diperkirakan terjadi mulai 2023.
Nasional
JAKARTA - Sektor manufaktur Indonesia tetap konsisten berada pada zona ekspansif selama tiga belas bulan berturut-turut meskipun kondisi global tengah dibayangi oleh resesi yang diperkirakan terjadi mulai 2023.
Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali meningkat signifikan di bulan September ke level 53,7 dibanding bulan Agustus sebesar 51,7.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, ekspansi manufaktur yang meningkat menunjukkan terus menguatnya permintaan dalam negeri dan ekspor.
"Kebijakan Pemerintah untuk yang menyerap risiko global (shock absorber) terbukti efektif untuk menjaga momentum penguatan pemulihan ekonomi nasional," ujar Febrio beberapa waktu lalu.
- Implementasi ESG BTPN Syariah (BTPS) 2021, Nyaris 100 Persen Kredit Disalurkan untuk Kegiatan Usaha Berkelanjutan
- Kenapa Peradaban Mesir Kuno Ada di Tengah Gurun Gersang?
- Dukung Ibu Kota Baru, Adhi Karya Bangun Prasarana Air Baku
Tren penguatan PMI juga dialami beberapa negara Asean, seperti Thailand di angka 55,7 dibandingkan posisi 53,7 pada Agustus dan Filipina menjadu 52,9 dari sebelumnya di angka 51,2.
Sementara itu, PMI manufaktur China kembali mengalami kontraksi ke 48,1 dibandingkan 49,5 pada Agustus 2022. Secara keseluruhan, sentimen bisnis di sektor manufaktur Indonesia bertahan positif didukung oleh ekspektasi pemulihan yang semakin kuat dan berkelanjutan pada sisi permintaan.
Febrio menambahkan optimalisasi APBN sebagai shock absorber di tahun ini dan tahun depan diharapakan akan terus dapat menjaga tren positif permintaan masyarakat untuk mendukung optimisme di sektor usaha.