<p>Pabrik rokok HM Sampoerna. / Facebook @InsideSampoerna</p>
Industri

Di Tengah Himpitan Cukai, Laba Bersih HM Sampoerna Susut 32,25 Persen

  • JAKARTA – Melewati 2020 dengan kenaikan tarif cukai sebesar 23% dan pandemi COVID-19, emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) harus menelan pil pahit akibat kinerja tahunan yang masih terkontraksi. HMSP melaporkan pendapatan dan laba bersih kompak turun secara tahunan pada kuartal III-2020. Kendati demikian, kinerja secara kuartalan tercatat membaik dari kuartal II-2020. Menukil laporan […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Melewati 2020 dengan kenaikan tarif cukai sebesar 23% dan pandemi COVID-19, emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) harus menelan pil pahit akibat kinerja tahunan yang masih terkontraksi.

HMSP melaporkan pendapatan dan laba bersih kompak turun secara tahunan pada kuartal III-2020. Kendati demikian, kinerja secara kuartalan tercatat membaik dari kuartal II-2020.

Menukil laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 18 November 2020, perusahaan hanya mencetak penjualan Rp67,78 triliun, turun 12,55% dibandingkan periode yang sama tahun sebesar Rp77,50 triliun.

Alhasil, susutnya penjualan turut menggerus laba bersih perseroan sebesar 32,25% menjadi Rp6,91 triliun dari posisi tahun lalu senilai Rp10,20 triliun.

Meski begitu, kinerja perusahaan sejatinya sudah membaik dibandingkan kuartal II-2020. Perbaikan kinerja tercermin dari tumbuhnya pendapatan bersih HMSP sebesar 10% menjadi Rp23,04 triliun.

Demikian pula dengan laba bersih HMPS secara kuartalan yang melesat 29,37% menjadi Rp2,02 triliun pada kuartal III-2020.

Adapun penjualan masih berasal dari segmen sigaret kretek mesin (SKM) yang berkontribusi sebesar 66,81% dari total penjualan senilai Rp45,29 triliun. Walaupun volume penjualan besar, angkanya turun dibandingkan tahun lalu sejumlah Rp54,66 triliun.

Penurunan penjualan juga terjadi pada segmen sigaret putih mesin (SPM). Pada kuartal III-2020, penjualan SPM hanya menghasilkan Rp6,53 triliun, turun dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp8,16 triliun.

Satu-satunya segmen yang penjualannya meningkat 9,76% adalah sigaret kretek tangan (SKT). Segmen ini berkontribusi sekitar 22,67% dari total penjualan, atau setara dengan Rp15,37 triliun dari sebelumnya Rp14 triliun.

Berdasarkan posisi keuangan, liabilitas perseroan tumbuh dibandingkan kuartal IV-2019 menjadi Rp16,09 triliun. Sementara ekuitas perseroan turun dibandingkan akhir 2019 menjadi Rp28,66 triliun.

Sedangkan, jumlah aset perseroan juga susut dari posisi Rp50,9 triliun per Desember 2019 menjadi Rp44,74 triliun pada September 2020. Kas dan setara kas pada akhir periode turun 27,48% secara tahunan menjadi Rp14,15 triliun.